Terkait Syeikh Abdul Qadir Jailani dan Syiah Oleh: Luqman Hakim suarakaltim.com– SIAPA tak kenal Syeikh Abdul Qadir Jailani? Di Indonesia, nama ini bukanlah nama yang asing. Hampir semua muslim Indonesia mengenalnya. Bahkan tidak hanya di Indonesia, ia dikenal baik di seluruh belahan dunia muslim. Namun sayang, tidak sedikit orang yang telah salah kaprah dalam
link ISLAM
suarakaltim.com– SYEIKH Abdul Qadir al-Jailâni atau al-Kailâni (470-561 H / 1077-1166 M), yang di Indonesia lebih dikenal dengan kewaliannya atau karamahnya, memiliki sisi lain yang jarang diketahui –atau kurang diperhatikan- kebanyakan orang. Dalam lembaran sejarah, bersama gerakan Qadiriyahnya, beliau memiliki kontribusi cukup besar dalam mempertahankan akidah Ahli Sunnah wal Jama’ah. Pada masa hidupnya, memang sedang terjadi
Rasulullah menggenggam tangan tukang batu itu, dan menciumnya seraya bersabda, “Inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka selama-lamanya.” BACA PULA : Cara Nabi Memanfaatkan Waktu Muda Menyibak Hikmah Masa Kecil Rasulullah Ini Doa Rasulullah Saat Sholat Tahajjud Cara Rasulullah Agar Sahabatnya Tidak Meminta-minta Ketika Rasulullah SAW Berpolitik di Masjid Cara Rasulullah
Siapa yang tumbuh pada masa mudanya dengan orientasi, akhlak, kepribadian, karakter tertentu, maka rambutnya akan memutih dalam kondisi ia memiliki karakter yang telah diperjuangkannya itu BACA PULA : Cara Nabi Memanfaatkan Waktu Muda Menyibak Hikmah Masa Kecil Rasulullah Ini Doa Rasulullah Saat Sholat Tahajjud Cara Rasulullah Agar Sahabatnya Tidak Meminta-minta Ketika Rasulullah
Para ulama dikenal kuat menjaga hafalan, pemahaman, dan kefaqihannya di usia yang sudah sangat tua, terhindar dari kepikunan, di saat orang-orang lain seusianya sudah banyak yang lupa BACA PULA : Cara Nabi Memanfaatkan Waktu Muda Menyibak Hikmah Masa Kecil Rasulullah Ini Doa Rasulullah Saat Sholat Tahajjud Cara Rasulullah Agar Sahabatnya Tidak Meminta-minta Ketika
Nabi memanfaatkan masa mudanya menggembala, berbisnis, pengalaman militer dan diplomatik, peduli sosial, dan selalu mendekat pada Sang Khaliq BACA PULA : Menyibak Hikmah Masa Kecil Rasulullah Ini Doa Rasulullah Saat Sholat Tahajjud Cara Rasulullah Agar Sahabatnya Tidak Meminta-minta Ketika Rasulullah SAW Berpolitik di Masjid Cara Rasulullah Melindungi Non-Muslim Belajar dari Kegiatan Harian Rasulullah Muhammad
Barangsiapa tidak memotong kumisnya, dia tidak termasuk golongan kami, kata Nabi BACAAN LAINNYA : ‘Pelacur Intelektual’ dan ‘Anjing Penjilat’ Kafir Tapi “Baik”, Dijamin Selamatkah? Ibnu Thawus dan Racun ‘Pemimpin Kafir Tapi Adil itu Lebih Baik’ Siapakah yang Telah Kafir? Mengapa Menolak Istilah Kafir Masalah Kafir dan Kewarganegaraan حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا صَدُقَةُ
Umatku akan dipanggil pada hari kiamat dalam keadaan bercahaya wajahnya dan amat putih bersih tubuhnya dari sebab bekas-bekasnya berwudhu’ BACAAN LAINNYA : ‘Pelacur Intelektual’ dan ‘Anjing Penjilat’ Kafir Tapi “Baik”, Dijamin Selamatkah? Ibnu Thawus dan Racun ‘Pemimpin Kafir Tapi Adil itu Lebih Baik’ Siapakah yang Telah Kafir? Mengapa Menolak Istilah Kafir Masalah Kafir dan
Andaikata mereka tahu betapa besar pahalanya shalat Isyak dan shalat Subuh berjamaah, niscaya mereka akan mendatangi keduanya sekalipun dengan berjalan merangkak BACAAN LAINNYA : ‘Pelacur Intelektual’ dan ‘Anjing Penjilat’ Kafir Tapi “Baik”, Dijamin Selamatkah? Ibnu Thawus dan Racun ‘Pemimpin Kafir Tapi Adil itu Lebih Baik’ Siapakah yang Telah Kafir? Mengapa Menolak Istilah Kafir
Di antara sebab dosa kecil menjadi besar karena menganggap remeh dosa kecil dan tidak bersedih dengannya Oleh: Muhammad Saad SANGAT menarik ketika membaca buku Qosim Nurseha Dzulhadi “Membongkar Kedok Liberalisme Di Indonesia“. Dalam sub bab buku tersebut yang berjudul “Bal’am Kontemporer Prototype Penghancuran Islam“, dijelaskan bahwa seorang ‘Pelacur Intelektual’ yaitu orang-orang yang diberi ilmu agama