cerpen

                                                                     
Cerpen R Hamzah Dua : SEORANG SENIMAN DAN SEBUAH KAMAR SEPI

Sedikit Pengantar :  Bagi saya, R. Hamzah Dua adalah sastrawan Malaysia asal Sabah yang serba bisa.  Banyak menghasilkan karya sastra seperti novel, cerpen, naskah drama, lalu puisi.  Karya novelnya pun bermacam-macam, novel anak-anak- remaja dan dewasa. Naskah dramanya dipentaskan di panggung-panggung, disiarkan melalui radio dan televisi.  Kenapa saya katakan serba bisa, dia juga seorang pelukis.

JINGGA cerpen : TRY LESTARY SOEMARIYONO

  SEMBILAN bulan yang lalu Va, masih berkeliaran di jalan selepas senja. Senyum tipisnya sanggup menghentikan langkah lelaki manapun . Mengajaknya berbincang, pergi dan kemudian bercinta. Semakin malam, kawasan tepian yang menyajikan jagung bakar manis, kopi susu kental dan tebaran wajah ranum tak menyurutkan gairah cinta semalam. Va yang suka berpakaian hitam, akan tenggelam dalam

Aku Membunuhnya Karena Aku Sangat Mencintainya (cerpen : Akhmad Zailani)

Cerpen Rp 3.500 ”Cerpen ini sudah lama. Dibuat sekitar tahun 1990-an. Saat masih produktif menulis cerpen.Cerpen ini pernah dimuat di surat kabar harian Manuntung atau sekarang Kaltim Post,”kata Akhmad Zailani, ketika ditemui di cafe sebuah hotel. Zailani mengenang, di tahun 1990-an itu honor tulisan termasuk cerpen di koran Manuntung Rp. 3.500 per tulisan.  ”Dikirim via wesel

Mengenal Riatry Lestari , Eks Penyiar Pro 2 RRI Samarinda Melalui Cerpennya

RIATRY Lestari. Tapi dia lebih suka mencantumkan Try lestari Soemariyono pada setiap karyanya dalam menulis, baik itu puisi, cerpen atau essai. Memulai menulis sejak SD, namun publikasi pertama karyanya berupa cerpen ditampilkan dalam majalah dinding ketika ia duduk di bangku SMP. Kecintaannya pada dunia menulis membawa karya-karyanya muncul di majalah dan harian baik lokal maupun nasional.

ANJING  Cerpen : Mukhransyah

ANJING  itu bukanlah anjing yang bagus. Bulunya yang hitam, sangat kotor dan tipis dengan bekas luka di sana sini. Kaki depannya yang sebelah kiri timpang. Dari bola matanya terpancar paduan ketidakberdayaan dan kebuasan binatang. Aku sudah mengenalnya sebelum aku mengerti sepenuhnya arti kemanusiaan. Sayang aku tak begitu tahu dari mana ia berasal. Ia mulanya selalu

Darkuni dan Salah Satu Cerpennya ; Tamasya Batin

www.suarakaltim.com– H. Darkuni. Atau Kony Fahran, nama samaran dalam dunia sastra.  Atau Julak Ibus, nama lain saat menjadi penyiar radio di Suara Samarinda FM. H. Darkuni lahir di Kalsel 17 Agustus 1960, pindah ke Kaltim pada 1991.  Meninggal dunia 28 Januari 2015 di Samarinda.  Karyanya banyak dimuat di media masa lokal dan nasional pada tahun

MANUSIA YANG MELAHIRKAN ANJING

Cerpen : Agni Kasmaranwati AKU datang ke kampung itu menjelang senja. Lolong dan gonggong  anjing terdengar di mana-mana. Di jalan-jalan kutemukan lebih banyak anjing daripada manusia. Aku tersesat di sebuah kampung yang asing bagiku. Hanya kampung ini yang aku temui setelah berhari-hari berjalan. Aku tadi bertanya kepada salah seorang lelaki, di mana rumah kepala kampung. Lelaki

Inilah cerpen “Tapak Tangan” karya Mussidi cerpenis Brunei Darussalam

Mengenal Sastrawan Brunei Darussalam ”Kumpulan cerpen tapak tangan yang sudah lama ingin saya kongsikan – inilah karya-karya mutakhir saya bersama ilustrasi-ilustrasinya sekali  selamat memabaca,” –MUSSIDI LAHIR di Bandar Brunei (sekarang BSB) ibu negeri Negara Brunei Darussalam pada 22hb Jun 1955, Mussidi nama pena Hj Morshidi bin Hj Marsal, anak seorang Guru Besar, pada awal pendidikannya

Cerpen Akhmad Zailani :  BULAN  LUKA

  BAR itu masih ramai. Falling in love-nya Kenny G masih mengalun lembut. Musik yang komunikatif, dengan irama yang lancar mengalir dari belaian suara saksofon yang menghibur rasa. Itu cukup membuat pengunjung bar itu hanyut terbawa irama, di antara siraman dry ice tipis lampu bar yang menyebar ke segenap ruangan. “Turun mas?” Aku menggeleng Bau-bau alkohol menikam hidung.

cerpen TELANJANG

oleh :  Mussidi Haji Morshidi bin Haji Marsal, akrab dipanggil Mussidi, dilahirkan pada tanggal 22 Juni 1955 di Bandar Sri Begawan, Brunei Darussalam (lengkapnya profil sastrawan-sastrawati Borneo) SETELAH mengunci pintu aku pun melangkah dengan tenang. Aku memandang ke atas dan mendapati langit begitu cerah, tidak ada tompok-tompok awan hitam di mana-mana. Cuaca baik sekali untukku