Shalahudin Al Ayyubi Onani di Atas Mayat Nissa, Setelah Dibunuh dan Ditelanjangi

Kamis, 26 September 2019 | 8:40 pm | 762 Views |
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
                                                                     
Kapolres Gresik AKBP Wahyu S Bintoro (kiri) didampingi Kapolsek Cerme AKP Iwan Hari Poerwanto mengintrogasi pelaku, Rabu (11/9/2019) di halaman Mapolres Gresik. [Suara.com/Tofan Kumara]
 
 
 
Ditelanjangi usai Dibunuh, Shalahudin Al Ayyubi Onani di Atas Mayat Nissa

Shalahudin Al Ayyubi, tersangka kasus pembunuhan pelayan kafe di Gresik. (Suara.com/Tofan).

Kemudian, melepas pakaian dan membuka celana korban hingga setengah bugil, lalu melakukan tindakan asusila itu.

 

GRESIK, SUARAKALTIM.COM-Shalahudin Al Ayyubi (24) kini harus mendekam di penjara setelah ditangkap polisi terkait kasus perampokan disertai pembunuhan terhadap Hadryil Choirun Nissa’a (25), pelayan sebuah kafe di kawasan Gresik, Jawa Timur.

Terkait penangkapan ini, polisi pun akhirnya mengungkap fakta baru terkait aksi nekat Shalahudin yang membunuh mantan rekan kerjanya itu dengan cara dicekik. Ternyata, pemuda itu sempat melakukan tindakan tak senonoh di depan mayat perempuan tersebut.

Baca juga : Istri Pergoki Suami Bersama Adik Ipar “Main” di Kamar Mandi

Kapolres Gresik AKBP Wahyu S Bintoro sempat menanyakan tindakan asusila itu saat menghadirkan Shalahudin dalam rilis pengungkapan kasus itu, hari ini.

“Apakah kamu nafsu dengan tubuh mulus korban, hingga setelah kamu bunuh, kamu onani?” tanya Wahyu di Mapolres Gresik, Rabu (11/9/2019).

Terkait pertanyaan itu, Shalahudin yang menggunakan penutup wajah itu hanya menuduk sambil bergeming.

Shalahudin  Al Ayyubi, tersangka kasus pembunuhan pelayan kafe di Gresik. (Suara.com/Tofan).
Shalahudin Al Ayyubi, tersangka kasus pembunuhan pelayan kafe di Gresik. (Suara.com/Tofan).

Wahyu melanjutkan setelah membunuh, tersangka ini mengambil semua harta mulai dari HP, kalung emas, Liontin emas dan dompet. Kemudian, melepas pakaian dan membuka celana korban hingga setengah bugil, lalu melakukan tindakan asusila itu.

Baca Juga : Ngaku Janda Kesepian di Facebook, Seorang Istri di Depok Bersama Suami dan Temannya Jebak dan Peras 4 Pemuda

“Jadi, maaf pelaku ini selain merampas semua harta korban, ia melepas pakaian, membuka celana korban hingga setengah bugil kemudian onani di atas jasad korban,” ucap Wahyu.

 

Barang bukti kasus perampokan disertai pembunuhan seorang pelayan kafe di Gresik. (Suara.com/Tofan).
Barang bukti kasus perampokan disertai pembunuhan seorang pelayan kafe di Gresik. (Suara.com/Tofan).

Diketahui, aksi pembunuhan itu terhadap Nissa terjadi di Kafe Penjara, Jalan Raya Cerme desa Banjarsari kecamatan Cerme pada Selasa (10/9/2019) malam. Sehari setelah kejadian, polisi lalu meringkus Shalahudin yang diduga sebagai pembunuh pelayan kafe tersebut.

Dalam kasus ini, Shalahudin dijerat dengan pasal berlapis dan teranam hukuman seumur hidup. Penerapaan pasal itu di antaranya, yakni Pasal 265 KUHP tentang Pencurian dengan Kekerasan dan Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana.

Baca juga : Kepergok Mesum di Gudang, Pelajar 17 Tahun Diperkosa 4 Buruh. Pacarnya Malah Kabur!

Demi Bayar Utang, Shalahudin Tega Bunuh Mantan Rekan Kerjanya

 
 
Demi Bayar Utang, Shalahudin Tega Bunuh Mantan Rekan Kerjanya

Kapolres Gresik AKBP Wahyu S Bintoro (kiri) didampingi Kapolsek Cerme AKP Iwan Hari Poerwanto mengintrogasi pelaku, Rabu (11/9/2019) di halaman Mapolres Gresik. [Suara.com/Tofan Kumara]

Peristiwa pembunuhan itu terjadi di Kafe Penjara, Jalan Raya Cerme desa Banjarsari kecamatan Cerme, Selasa (10/9/2019) malam.

Shalahudin Al Ayyubi (24) warga Perum Banjarsari Asri Desa Banjarsari Kecamatan Cerme pelaku membunuhan Hadryil Choirun Nissa’a (25) ditangkap pihak kepolisian pada Rabu (11/9/2019).

Dalam kasus tersebut, terungkap motif pembunuhan yang dilakukan tersangka demi menguasai harta korban untuk membayar hutang.

Baca Juga : Sapi Betina Muda Diperkosa Berkali-Kali oleh Seorang Pria Tua Thailand, Ini Alasan Aksi Bejatnya

Peristiwa pembunuhan itu terjadi di Kafe Penjara, Jalan Raya Cerme desa Banjarsari kecamatan Cerme, Selasa (10/9/2019) malam. Pelaku yang bekerja di kafe tersebut meminta tolong melalui pesan WhatsApp kepada korban yang tidak lain mantan rekan kerjanya untuk memasukkan kucing ke kandang.

Kapolres Gresik, AKBP Wahyu S Bintoro mengatakan pembunuhan tersebut terjadi di kafe Penjara raya Cerme desa Banjarsari kecamatan Cerme, Selasa (10/9/2019) malam. Setelah mendapat informasi dari warga yang curiga, akhirnya pelaku bisa diamankan di rumahnya.

“Pembunuhan itu terjadi Selasa (10/9/2019) malam di kafe Penjara, berkat informasi dari warga yang curiga peristiwa tersebut, polisi akhirnya bisa mengamankan pelaku,” ujar Wahyu di Mapolres Gresik, Rabu (11/9/3019).

Wahyu melanjutkan sebelum korban Nisa dibunuh, korban diminta datang ke kafe melalui pesan singkat oleh pelaku, karena pernah bekerja di kafe itu, korban tidak curiga. Setelah korban datang, pelaku menutup pintu gerbang kafe kemudian memeluk dari belakang dan berkata ingin mengambil HP dan perhiasan korban.

Karena tidak mau hartanya diambil, lanjut Wahyu, korban berontak dan berteriak. Melihat korban berontak, pelaku kemudian mencekik leher dan membekap mulut korban hingga tidak sadarkan diri.

“Pelaku dan korban ini sudah kenal, korban ini pernah bekerja di kafe Penjara. Jadi saat diminta tolong melalui pesan WhatsApp, korban tidak curiga. Setelah sampai di kafe, pelaku memeluk korban dari belakang, korban berontak, pelaku mencekik leher dan membekap mulutnya dan berkata ingin mengambil HP dan perhiasan untuk membayar hutang,” ujarnya.

Melihat korban yang masih kejang-kejang, pelaku kemudian mencekik leher korban untuk kali kedua hingga korban tidak bernyawa lagi. Kemudian, pelaku mengambil semua harta korban mulai dari HP, kalung emas, cincin liontin emas. Setelah itu, mayat korban diseret pelaku ke sebuah gubuk yang ada di kafe tersebut dengan di tutupi karung goni warna putih.

“Pelaku ini mencekik leher korban dua kali sampai meninggal, kemudian pelaku mengambil semua harta korban dari HP, kalung emas, liontin emas untuk bayar hutang. Jasad korban diseret pelaku ke sebuah gubuk ditutupi karung goni warna putih,” papar Wahyu.

Pelaku dijerat dengan pasal berlapis, pasal 265 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan dan pasal 340 KUHP tentang pembunuhan. Diancam dengan hukuman 20 tahun penjara hingga seumur hidup.

Tofan Kumara/Agung Sandy Lesmana/suarajatim.id
 

Related Post