Joko Widodo dan Prabowo Subianto sebagai calon presiden telah mengantongi masing-masing 5 bakal calon wakil presiden. / Antara Foto
Masing-masing Capres telah mengantongi 5 nama bakal calon wakil presiden dari kalangan parpol dan profesional. Siapa saja?
www.suarakaltim.com– Joko Widodo, calon presiden dari PDI Perjuangan masih menggodok bakal calon wakil presiden yang akan mendampinginya. Sejumlah nama telah masuk ke kantong untuk diseleksi.
Tak mau ketinggalan, Calon presiden dari Partai Gerindra Prabowo Subianto juga telah mengantongi daftar nama bakal calon wakil presiden.
Ada yang bersikukuh untuk menjadi calon wakil presiden. Ada pula yang menyerahkan pilihan kepada masing-masing Capres.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan Prabowo Subianto belum memutuskan untuk memilih bakal Cawapres.
“Saya tegaskan, sampai hari ini Pak Prabowo belum memutuskan siapa yang akan dipilih menjadi Cawapres untuk mendampingi dirinya,” kata Sufmi Dasco Ahmad, Kamis (19/7).
Menurut Sufmi, Prabowo Subianto sampai saat ini masih mengantongi beberapa nama bakal Cawapres baik yang diusulkan partai politik mitra koalisi maupun tokoh dari luar partai politik. Rumors yang beredar beberapa nama tersebut antara lain, Ahmad Heryawan (PKS), Zulkifli Hasan (PAN), Gatot Nurmantyo (mantan Panglima TNI), Agus Harimurthi Yudhoyono (Demokrat) dan Anies Baswedan (Gubernur DKI Jakarta).
Terpisah, Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Hinca Panjaitan mengatakan putra Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono sangat layak untuk dipertimbangkan sebagai Cawapres dalam Pilpres 2019.
“Menurut saya, kalau tepat ambil Cawapres, maka bisa mengalahkan lawan. Kalau AHY dilirik boleh juga,” ujar Hinca, Jumat (20/7).
Hinca menegaskan Demokrat sudah menyatakan tidak menyiapkan sosok calon presiden. Tetapi, Demokrat menyiapkan kader terbaiknya sebagai Cawapres yakni AHY.
“Berdasarkan sejumlah survei nama AHY sebagai cawapres itu paling atas,” ucap Hinca.
Dia mengatakan posisi Demokrat saat ini pun jelas, bisa bergabung dengan koalisi Jokowi, bergabung dengan koalisi Prabowo, atau berada di luar dua koalisi tersebut.
Elektabilitas Capres
Sementara itu, survei Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebutkan elektabilitas Joko Widodo sebesar 58,2%, atau jauh mengungguli Prabowo Subianto sebesar 26,6%.
Peneliti LIPI Wawan Ichwanuddin dalam pemaparan survei bertajuk “Partisipasi Politik, Kepemimpinan Nasional, dan Masa Depan Demokrasi” di Jakarta, Kamis (19/7), menyebutkan ada berbagai simulasi dalam survei tersebut.
Misalnya, dengan pertanyaan tertutup apabila Pilpres 2019 diikuti tiga nama, elektabilitas Jokowi sebesar 57,4%, Prabowo Subianto 25,8%, dan Gatot Nurmantyo 4,9%.
Pilpres 2019 diikuti lima nama, misalnya, elektabilitas Jokowi sebesar 55%, Prabowo Subianto 22,9%, Gatot Nurmantyo 4,3%, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 3,1%, dan Anies Baswedan 3,2%.
Sementara itu, pilihan capres dengan pertanyaan terbuka, Jokowi memperoleh 45%, Prabowo Subianto 17%, dan Gatot Nurmantyo 1%.
Peneliti senior LIPI Syamsuddin Haris mengatakan bahwa elektabilitas Jokowi sebesar 58% tersebut karena tingkat kepuasan publik cukup tinggi terhadap kinerja Jokowi sebagai presiden.
Ia menilai tingkat elektabilitas tersebut masih dalam kadar yang aman apabila Pilpres 2019 hanya diikuti dua calon.
“Namun, kalau kontestasi Pilpres diikuti tiga pasangan calon, tingkat elektabilitas Jokowi sebesar 58% tersebut belum aman karena ada kemungkinan dukungan terpecah,” ujarnya.
Menurut dia, Pilpres 2019 akan diikuti dua atau tiga pasangan calon presiden/wapres masih menunggu sikap Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) karena terlihat berkeinginan memajukan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres.
Survei tersebut dilakukan pada 26 April s.d. 9 Mei 2018 di seluruh provinsi dengan responden sebanyak 2.100 orang yang telah memiliki hak pilih. Metodologi survei menggunakan multistage random sampling dengan margin of error 2,14%.
Sumber: Antara