3 Buku Penyair Aceh Ditetapkan Sebagai Karya Sastra Unggulan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan

Jumat, 4 Oktober 2019 | 2:55 pm | 232 Views |
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
                                                                     
Buku “Rencong” karya Fikar W Eda dan “Hujan Setelah Bara” karya D Keumalawati. 
 

Tiga Buku Penyair dari Aceh Ditetapkan Sebagai Karya Sastra Indonesia Unggulan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan

 

JAKARTA, SUARAKALTIM.COM – Tiga judul buku puisi karya penyair Aceh, yakni “Dewan Sadjak” karya A Hasjmy, “Hujan Setelah Bara” D Keumalawati, dan antologi puisi “Rencong” karya Fikar W Eda ditetapkan sebagai buku karya sastra Indonesia unggulan pendidikan dasar dan menengah untuk SMP/MTS.

Penetapan itu berdasarkan Keputusan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) NOMOR: 0307/SKEP/BSNP/V/2019, tanggal 27 Mei 2019.

Buku “Rencong” diterbitkan KaSUHA Jakarta, “Hujan Setelah Bara” diterbitkan Lapena.

“Dewan Sadjak” diterbitkan Centrale Courant Medan.

Khusus untuk tingkat SMP/MTS terdapat 70 judul buku yang ditetapkan sebagai buku karya sastra Indonesia unggulan, ditulis oleh penyair-penyair Indonesia antara lain Sutadji Calzoum Bachri, Joko Pinurbo, Aan Mansur, Abdul Hadi WM, Agus R Sardjono dan lain-lain.

Baca Juga : Mengenal R. Hamzah Dua, Sastrawan, Komikus dan Ilustrator Malaysia Asal Sabah Dan Dua Puisinya

Baca Juga : Cerpen Akhmad Zailani :  BULAN  LUKA

Sementara untuk tingkat SD/MI terdapat 75 judul buku, dan tingkat SMA/MA terdapat 80 judul buku.

Sesuai dengan bunyi Surat Keputusan BSNP, buku-buku yang ditetapkan sebagai karya sastra Indonesia unggulan wajib dipelajari dan diapresiasi oleh peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang ditetapkan dalam kurikulum.

Penyair D Keumalawati menyampaikan baru mendapat informasi prihal buku puisi karyanya masuk dalam daftar buku sastra Indonesia unggulan.

“Saya mendapatkan informasi dari kaean-kawan di grup WA,” kata D. Keumalawati yang pernah memimpin Taman Seni Budaya Aceh.(*)

 Fikar W Eda/Jalimin/SN

Related Post