BLITAR, SUARAKALTIM “Di zaman yang semakin modern ini justru saya melihat relevansi semangat persatuan dan kesatuan Indonesia menjadi semakin penting. Dunia kita semakin individualis. Kita merasa dengan teknologi semakin membuat tersekat-sekat, apalagi kemudian dikaitkan dengan isu-isu politik yang juga sekali lagi sering memecah belah diri kita sendiri. Walaupun kini kita hidup dalam tantangan zaman yang berbeda, mari kita kembali ke semangat perjuangan persatuan Bung Karno,” tutur Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada media yang hadir usai ziarah di kompleks pemakaman Bung Karno, Selasa (9/4) siang.
Mantan Gubernur Jatim Soekarwo, yang turut mendampingi, menegaskan bahwa semangat persatuan dan kesatuan inilah yang menjadi falsafah Partai Demokrat yaitu nasionalis-religius.
Kompleks makam Bung Karno dan kedua orangtuanya ditempatkan dalam bangunan berbentuk joglo, ciri khas bangunan masyarakat Jawa, yang disebut dengan Cungkup Astana Mulyo. Kompleks makam yang terletak di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sanawetan, Kota Blitar ini menjadi magnet tersendiri bagi para wisatawan yang berkunjung ke Blitar.
Bagi AHY, kunjungan ini merupakan ziarah kebangsaan sebagai napak tilas atas jejak sejarah pendiri bangsa ini. Ini juga menjadi napak tilas sejarah Partai Demokrat mengingat pak SBY, sebagai pendiri Partai Demokrat, pertama kalinya menginjakkan kaki di makam Bung Karno pada tahun 1972, saat menjadi Taruna Akabri, juga untuk meresapi semangat perjuangan kebangsaan untuk menyejahterakan rakyat Indonesia.
BACA JUGA :
Di Blitar, AHY Ajak Anak Muda Kenali Politik dengan Baik
14 Alasan Rakyat Memilih Partai Demokrat
Kampanye Untuk EBY di Ponorogo, AHY: “Jangan Golput”
Sebelum ziarah ke makam Bung Karno, AHY beserta rombongan menyempatkan diri untuk berkunjung ke Perpustakaan Proklamator Bung Karno yang masih berada dalam satu kompleks makam. Salah satu koleksi yang menarik perhatian AHY adalah tulisan tangan Bung Karno pada kain putih: “Pertahankan Revolusi di Atas Relnya yang Asli”.
“Artinya semangat perjuangan itu tidak boleh kemudian menjadi bias. Kita harus terus mengedepankan persatuan di atas keberagaman yang kita miliki di Indonesia ini. Insya Allah jika kita semua dapat memeliharanya, dapat terus menjaga tujuan dan cita-cita besar Indonesia yang sesuai dengan yang diharapkan para pendiri bangsa tersebut, kita bisa mewujudkan Indonesia yang tertuang dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,” tutur AHY menanggapi tulisan tersebut.
Sebelum meninggalkan lokasi, AHY didaulat untuk menuliskan kesan dan pesan terhadap kunjungannya di Perpustakaan yang didirikan pada tanggal 3 Juli 2004 ini.
Turut hadir dalam ziarah ini antara lain Sekretaris DPD PD Jawa Timur Renville Antonio, Ketua Muda Mudi Demokrat Bayu Airlangga, dan jajaran DPC PD Kota Blitar. (rilis/wan/demokrat)