Tegaskan Ogah Jadi Cawapres, Elektabilitas Prabowo Melesat Kalahkan Jokowi

Minggu, 4 Maret 2018 | 9:21 am | 336 Views |
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
                                                                     

 

 

JAKARTA, SUARAKALTIM.com – Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto disebut-sebut akan sangat cocok mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Pilpres 2019. Menurut kabar yang belakangan banyak dibicarakan, Prabowo merupakan calon wakil presiden (cawapres) yang paling tepat untuk bersanding dengan Jokowi sebagai capres.

Mengenai wacana ini, Prabowo akhirnya buka suara. Ia menegaskan bahwa keputusan untuk maju di Pilpres 2019 akan mendengarkan suara partai.

Namun, Presiden PKS Sohibul Iman mengungkapkan hal berbeda. Menurutnya, saat mengobrol dengan Prabowo, mantan Danjen Kopassus ini menolak untuk menjadi cawapres Jokowi.

“(Prabowo) nggak mau. ‘Buat apa saya berjuang sampai seperti ini kalau jadi cawapres’,” tutur Sohibul menirukan jawaban Prabowo, dilansir tribunnes.com, Jumat (2/3/2018).

Sementara itu, Indonesia Network Election Survey (INES), mengungkapkan hasil mengejutkan soal respon masyarakat Indonesia soal pencalonan presiden di Pilpres 2019 mendatang.

Direktur Eksekutif INES, H. Sutisna mengatakan bahwa pihaknya melakukan survei mengenai kinerja Jokowi dan Jusuf Kalla (JK), serta pengaruhnya terhadap Pemilu 2019. Ketika diberi pertanyaan tiba-tiba dengan pertanyaan ‘jika pemilihan presiden dilakukan hari ini, siapakah tokoh yang akan dipilih?’, masyarakat memberikan jawaban tak terduga.

Menurut Sutisna, nama Joko Widodo dipilih sebanyak 31,2 persen. Sementara Prabowo Subianto unggul dengan 40,2 persen. Sedangkan 28,6 persen sisanya menyebutkan tokoh lain.

“Jawaban dari pertanyaan yang sama dengan mengunakan kertas kuisioner berdasarkan pada kinerja pemerintahan Joko Widodo-JK dan keadaan ekonomi, hasil jawabannya adalah lagi-lagi Joko Widodo hanya dipilih sebanyak 26,4 persen,” ungkap Sutisna dalam keterangan tertulis, Kamis (1/3/2018), dilansir tribunnews.com.

Berbanding jauh dengan Jokowi, Prabowo mendapatkan suara 49,2 persen. Menurut Sutisna, para responden memilih Prabowo karena merasa keadaan Ekonomi Keluarga Masyarakat (EKM) hampir 63,3 persen mengaku susah dan sulit.

Sementara 28,8 persen responden mengaku EKM tidak ada sisa pendapatan yang bisa ditabung. Hanya 4,9 persen responden yang menyatakan adanya peningkatan.

Selain itu, apa yang dipilih responden soal partai politik dalam Pemilu 2019 juga dipengaruhi oleh capres yang akan diusung partai tersebut.

“Dari pemilih Prabowo Subianto hampir 67,4% responden akan memilih partai yang mengusung Prabowo. Sementara hanya 23,8 persen saja dari pemilih Joko Widodo yang akan memilih Parpol yang mengusung Joko Widodo,” lanjutnya.

Dari hasil survei yang dilakukan pada 15-25 Februari 2018 dengan melibatkan 2.450 responden yang tersebar di 33 propinsi itu, Sutisna menyimpulkan bahwa kinerja pemerintah sangat berpengaruh terhadap pilihan masyarakat dalam pemilu.

“Buruknya kinerja pemerintah membuat masyarakat berpaling kepada Prabowo Subianto dan partai Gerindra. Hal tersebut bisa dilihat dari hasil survei, dimana elektabilitas Prabowo jauh mengalahkan Jokowi dan pesaing-pesaing lainnya,” tegasnya.

 

 

sk-001/suratkabar.id/foto mojok.com

Related Post