Ruam Kemerahan di Bokong dan Ketiak, Ternyata Gejala Kanker Anus

Selasa, 22 Januari 2019 | 5:43 pm | 314 Views |
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
                                                                     
 
 
Ruam kemerahan di bokong, ternyata gejala kanker anus. (Shutterstock)
 
www.suarakaltim.com – Ruam Kemerahan di Bokong dan Ketiak, Ternyata Gejala Kanker Anus .

Ruam kemerahan bisa muncul karena berbagai sebab, mulai dari infeksi kulit, gangguan autoimun, hingga reaksi alergi. Namun siapa sangka, ruam kemerahan yang muncul di bokong dan ketiak perempuan ini ternyata bisa gejala kanker anus.

Seorang perempuan asal Kansas, Amerika Serikat, didiagnosis dengan penyakit langka. Setelah mengalami ruam kemerahan di bagian paha, bokong, dan ketiak selama 11 bulan, barulah si perempuan memeriksakan diri ke dokter.

Dilansir Himedik dari Newsweek, ruam kemerahan tersebut berubah menjadi lesi berbentuk cincin dan terasa sangat gatal. Kondisinya tidak membaik, meskipun sudah diberikan obat anti-inflamasi dan alergi.

Empat bulan kemudian, ruam kemerahan tersebut terus berkembang menjadi bercak merah yang melingkar. Dia juga mulai mengalami sakit perut, diare, dan muntah.

Pemeriksaam kolonoskopi menunjukkan perempuan tersebut ternyata mengalami kanker anus tipe IIA. Sebelum memulai radiasi dan kemoterapi, wanita itu menemui dokter kulit sehingga ruamnya dapat diobati.

“Dia menerima diagnosis klinis eritema gyratum repens, ruam paraneoplastik yang jarang terjadi, biasanya berhubungan dengan kanker payudara, paru-paru, atau kanker kerongkongan,” demikian keterangan dalam laporan kasus itu.

Dia dirawat dengan steroid dan obat yang biasanya digunakan untuk nyeri saraf. Tiga bulan kemudian, ruam mereda dan dia pun menjalani kemoterapi dan radiasi.

Pada kunjungan lanjutan di bulan kedelapan, kanker tetap dalam remisi dan ruam belum sembuh.

Erythema gyratum repens adalah kondisi yang langka. Menurut MedScape, kurang dari 100 kasus ditemukan dalam literatur medis.

Bagaimana dan mengapa kondisi ini terjadi tidak diketahui walaupun diduga itu bisa menjadi respon imun di mana antigen dari tumor bereaksi dengan antigen kulit. (Himedik/Yuliana Sere/suara.com)

Related Post