Rizal Masih Disayang,  Warga Balikpapan Ke Jaang-Awang Ferdian

Senin, 25 Juni 2018 | 3:37 am | 475 Views |
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
                                                                     

SAMARINDA, SUARAKALTIM.com– Rizal Effendi  masih disuka warga Balikpapan. Walaupun Balikpapan banjir bila turun hujan agak lama, namun warga Balikpapan tetap menginginkan Rizal tetap menjadi Walikota Balikpapan.

‘’Kami bingung. Bila Pak Rizal jadi gubernur , nanti wakilnya (wakil walikota, red)  yang naik jadi walikota. Sementara kami warga Balikpapan masih memerlukan Pak Rizal,’’ kata ketua Paguyuban Jawa Kaltim H Sucipto, didampingi  sekretaris Budi Setiawan   ketika menemui www.suarakaltim, Sabtu (23/6).

Ketika ditanya, memang kenapa bila wakil walikota yang naik menjadi walikota Balikpapan menggantikan Rizal,  Sucipto menjawab karena belum berpengalaman. ‘’Kami mengharapkan Pak Rizal masih bertahan menyelesaikan tugasnya sebagai walikota Balikpapan,’’ harap Sucipto, yang datang berombongan.

Untuk pemilihan gubernur (Pilgub) Kaltim Sucipto juga menyayangkan, figur berkualitas seperti Rizal Effendi dipasangkan di posisi sebagai nomor 2, sebagai cawagub mendampingi Cagub Sofyan Hasdam. 

‘’Padahal jujur kami menilai  figur Pak Rizal lebih baik dari siapa itu …. mantan walikota Bontang. Seharusnya pak Rizal yang jadi Cagub.  Bila Pak Rizal cagub, kami tidak ada ragu-ragu lagi mendukung dan memilih beliau,’’ tegas Sucipto.

Budi Setiawan menambahkan, sebenarnya anggota  Paguyuban Jawa Kaltim yang lebih banyak diisi orang-orang muda dan warga Jawa menengah ke bawah ini menilai, semua calon gubernur Kaltim yang ada saat ini bagus. 

‘’Dalam menentukan pilihan, pertama kami memang melihat cagubnya. Bagaimana figurnya dan rekam jejaknya selama ini. Selain itu terus terang kami lebih mengutamakan orang darah asli. Sebagai pendatang kami menghormati, bila ada calon yang berkualitas kenapa tidak kami dukung dan pilih. Kami realitis (nyata, red) saja. Jadi sebagai orang Jawa, kami tidak harus orang Jawa mendukung orang Jawa,’’  kata Budi.

Menurut Budi, setelah mencermati cagub, baru calon wakilnya. Bila calon wakilnya baik saja figurnya, yang utama saat menjadi pejabat, atau pun sebagai wakil rakyat termasuk bersih tidak diberitakan terkait kasus korupsi, maka tidak ada salahnya untuk didukung.

BACA PULA

Hasil Survei : Jaang-Awang FH Menang di Pilgub Kaltim

Program Nomor 2, Jaang-Awang Lebih Masuk Akal

Syaharie Jaang lebih Unggul dari 2 Sisi; Figur & Rekam Jejak`yang Baik

Kenapa Sebagian besar Warga Kukar Memilih Jaang-Awang?

‘’Pertimbangan yang kami sebutkan tadi hanya beberapa di antaranya.  Di posisi pilgub ini kami ingin berada di posisi pemilih cerdas. Tidak terlalu fanatik dengan parpol yang mengusung  atau mendukung calon tertentu, yang berdasarkan agama,’’ kata Budi.

Sucipto menegaskan, setelah bermusyawarah cukup lama, dan menyaksikan tiga kali debat,  maka Paguyuban Jawa Kaltim bersepakat,  mendukung pasangan nomor 2  H.. Syaharie Jaang-Awang Ferdian untuk menjadi gubernur dan wakil gubernur Kaltim 5 tahun ke depan.

‘’Kami.mengharapkan orang Jawa yang tinggal di Kaltim lainnya bisa cerdas memilih. Tidak harus orang Jawa pilih orang Jawa. Kita juga harus menghormati dan menghargai bila ada figur asli daerah yang berprestasi seperti Pak Syaharie Jaang dan Pak Awang Ferdian Hidayat,’’ kata Sucipto.

Selain itu, tambah Budi, figur Syaharie Jaang tak hanya bisa merangkul warga Jawa saja, melainkan warga yang berasal dari suku-suku lainnya, yang ada di Kaltim. 

”Tak hanya warga Jawa, sebagai warga Kaltim saya mengimbau warga yang berasal dari suku lainnya, untuk menanggalkan kesukuan dalam memilih pemimpin. Kita harus sadar, sudah selayaknya orang daerah memimpin di daerahnya sendiri,” imbuh Budi.

Budi juga mengingatkan warga Jawa, yang juga tinggal dan berusaha mencari nafkah di Samarinda khususnya.  Jangan ikut-ikutan dan terpengaruh hasutan, fitnah dari sekelompok orang yang menjelek-jelekkan tentang kota Samarinda dan pemimpinnya. Mereka yang menjelk-jelekkan itu karena ada kepentingan jangka pendek. Seperti karena  lebih mengejar jabatan atau  kekuasaan.

”Bersyukur dan belajar lah menghargai  upaya keras bapak Syaharie Jaang dalam memajukan kota Samarinda.  Jangan ikut-ikutan menutupi keberhasilan orang, hanya dengan satu kesalahan yang terlalu dibebsar-besarkan. Banjir itu kan tidak semata-mata tangungjawab seorang walikota saja,. Semua pihak yang peduli dengan kota Samarinda harus memikirkan upaya mengatasinya. Semsetinya begitu,” kata Budi.

sk-007

Related Post