KAMPAK, Organisasi Pelajar-Mahasiwa Kaltim Menolak Komunis Tahun 1965

Rabu, 27 Januari 2021 | 2:33 pm | 24 Views |
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
                                                                     

 

Suara Kaltim – Tragedi yang terjadi pada dini hari tanggal 1 Oktober 1965 menjadikan PKI tertuduh.

Pasca pemberontakan G-30 PKI, sentimen anti komunis di Jakarta juga menjalar ke daerah-daerah di Indonesia. Termasuk adanya unjuk rasa yang dilakukan pelajar dan mahasiswa di Kaltim, yang terjadi di Samarinda di bulan Oktober 1965.

Aksi pelajar dan mahasiswa di Samarinda itu terhimpun dalam: KAMPAK, kepanjangan dari Kesatuan Aksi Mahasiswa dan Pelajar Anti Komunis. Ada sejumlah aktifis dari pelajar dan mahasiswa. Di antara Achmad Amins, Syaukani HR, Syamsuri Aspar, Harbiansyah Hanafiah, Noor Syamsu Agang, Kasyful Anwar As’ad, Zainal Abidinsyah Alam dan banyak nama lainnya.

Unjuk rasa pelajar dan mahasiswa didukung oleh tentara. Teriakan-teriakan “Ganyang PKI” bergema di jalan-jalan hingga ke gedung DPRD Kaltim.

Unmul sendiri pada saat itu masih berusia muda. Sekitar berumur 3 tahun lebih. Unmul berdiri tanggal 27 September 1962.

Aksi demo itu dikoordinir oleh mahasiswa-mahasiswa Unmul, yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), cabang dari KAMI di Jakarta. Puncak aksi, 8 Oktober 1965 markas pusat PKI dibakar.

Suasana di Samarinda ketika itu mencekam. Masyarakat , terutama yang sempat terkait dengan PKI ketakutan. Untuk menyebut “komunis” atau “PKI”  keluar dari mulut atau menuliskan kata itu saja, masyarakat tidak berani.

Tak hanya mahasiswa, tentara melakukan swiping mencari tokoh-tokoh yang tak hanya terkait PKI, tapi juga dengan Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI), Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra), Pemuda Rakyat, Barisan Tani Indonesia (BTI), Gerakan wanita Indonesia (Gerwani).

Achmad Amins sendiri, di tahun 1965-1966 itu masih pelajar dan lulus SMEA 1 Samarinda tahun 1968.

#/Keterangan : Foto : saat Achmad Amins, ketika itu Wawali Samarinda (bersama Ketua DPRD Kaltim H Harsono menemui mahasiswa saat aksi reformasi 1998. Demo mahasiswa gabungan perguruan tinggi di Samarinda ditambah beberapa aktif mahasiswa dari Balikpapan, Kukar, Bontang dan Berau. Ini dalam sejarah unjuk rasa di Kaltim, yang terbesar. Sekitar 15 ribu lebih mahasiswa Unmul (versi mahasiswa ketika itu) turun ke jalan.

Sumber : Achmad Amins, walikota Samarinda 2000-2010.

Foto dokumentasi : Akhmad Zailani

Related Post