Inilah Teror dan Misteriusnya Intelijen Israel Memata-matai Aktivis Pro-Palestina di AS

Senin, 4 Maret 2019 | 6:59 am | 363 Views |
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
                                                                     

suarakaltim.com – Ternyata jajaran dinas rahasia Israel juga bukan tidak mungkin untuk memata-matai aktivitas para pro-Palestina di Amerika.

Saking canggihnya, intelijen Israel itu bahkan dapat menemukan identitas targetnya dengan cepat.

Kemudian, mereka memberikan peringatan mengerikan yang akan membuat hati para aktivis pro-Palestina bergetar.

Hal itulah yang dirasakan Hatem Bazian, seorang aktivis veteran pro-Palestina yang tinggal di California, US.

Dini hari 10 Mei 2017, saat Bazian mengantarkan putrinya sekolah, di kaca depan mobilnya tiba-tiba terdapat sebuah selebaran.

Selebaran itu menampilkan wajahnya dan bertuliskan “dia mendukung teror.”

Dilahirkan di Yordania dari seorang ayah dari kota Nablus di Tepi Barat dan seorang ibu dari Yerusalem, Bazian telah lama menjadi aktivis yang lantang dalam perjuangan Palestina.

Hatem Bazian

Newyorker.com
Hatem Bazian

Beberapa dekade lamanya para pendukung setia Israel mengkritik aktivisme Bazian.

Meskipun tidak jelas siapa yang meninggalkan selebaran, dokumen internal dari perusahaan intelijen Israel swasta bernama Psy-Group menunjukkan bahwa, pada saat kejadian, perusahaan, dan mungkin penyelidik swasta lainnya, menargetkan Bazian karena apa yang digagasnya.

Bazian telah mempromosikan gerakan pemboikotan yang biasa disebut dengan BDS.

Mereka mendesak perusahaan, universitas, dan pemerintah daerah untuk memberlakukan boikot ekonomi, akademik, dan budaya di Israel sebagai protes perlakuan terhadap Palestina.

Sebelum keluar dari bisnis ini, pada 2018 tahun lalu, Psy-Group dulunya adalah bagian dari gelombang baru perusahaan-perusahaan intelijen swasta yang merekrut dari jajaran dinas rahasia Israel dan menggambarkan diri mereka sebagai “Mossads pribadi.”

Operasi Psy-Group terhadap aktivis BDS di kampus-kampus AS dimulai pada Februari 2016.

Perusahaan mengumpulkan uang di New York dari donor Yahudi-Amerika dan kelompok pro-Israel.

BACA JUGA : 10 Fakta Saat Muammar Gaddafi Pimpin Libya, Salah Satunya Pendidikan, Perawatan Medis, Hingga

Mereka juga meyakinkan para pendonor dana bahwa identitasnya akan dirahasiakan.

Psy-Group memberi tahu mereka bahwa tujuannya adalah membuat para donatur seolah-oleh terlibat apa pun tentang ini.

Israel khawatir akan terungkapnya taktik kotornya terhadap BDS

The Electronic Intifada
Israel khawatir akan terungkapnya taktik kotornya terhadap BDS

Kampanye, yang diberi nama kode Project Butterfly, pada awalnya menargetkan para aktivis BDS di kampus-kampus di “satu negara bagian AS.”

Pekerjaan perusahaan itu adalah menyusun daftar individu yang ditargetkan.

Para operator kemudian mengumpulkan informasi yang merendahkan mereka dari media sosial dan “deep” Web.

Project Butterfly menyerukan operasi Psy-Group untuk menyebarkan informasi negatif tentang para aktivis BDS.

Tujuannya adalah untuk menciptakan realitas baru di mana para aktivis anti-Israel diekspos dan dipaksa untuk menghadapi konsekuensi dari perbuatannya.

Pesan kampanye itu dirancang untuk meyakinkan orang Amerika bahwa “aktivitas anti-Israel” disamakan dengan “terorisme.”

BACA JUGA : Pak Harto dan Bu Tien, Saling Mencintai Tanpa Hiruk pikuk, Ini Potongan Kisah Cinta Keduanya

Jika seorang aktivis mengaku sebagai Muslim yang saleh, para operator intelijen itu akan menjatuhkannya dengan mencari bukti perbuatannya yang tak dapat diterima oleh muslim taat.

Semisal minum alkohol atau berselingkuh.

Pada tahun 2017, Psy-Group berencana untuk memperluas Project Butterfly ke 10 kampus perguruan tinggi lainnya.

Para penyokong dana juga akan diberitahu bahwa Psy-Group telah “memetakan hub anti-Israel” di seluruh negeri dan telah “mengeksekusi 5 operasi respon cepat secara nasional.

Hal itu dilakukan tanpa menjelaskan operasi apa yang diperlukan dan siapa yang menjadi sasaran mereka.Muflika Nur Fuadda/intisari-online

Source : newyorker.com

BACA CERITA_CERITA UNIK LAINNYA :

Related Post