Impor LPG Bakal Berkurang Drastis, Bila Ibu Kota Baru Pakai Jaringan Gas

Senin, 30 September 2019 | 6:12 am | 397 Views |
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
                                                                     

JAKARTA, SUARAKALTIM.COM – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan, pada saat ini gas bumi telah menjadi aset strategis untuk mendorong produksi dan menguatkan kebangkitan sektor manufaktur.

Sesuai materi yang disampaikan bahwa arahan Presiden RI Joko Widodo mengenai pengembangan infrastruktur harus berdampak langsung terhadap pengembangan wilayah dan meningkatkan nilai tambah. Itu sebabnya, pembangunan infrastruktur akan menjadi salah satu kunci utama dalam memperkuat pengembangan wilayah ekonomi baru melalui pemanfaatan gas bumi di dalam negeri.

Baca juga : Ibu Kota Baru Dirancang Memakai Jaringan Gas

“Gas bumi bukan lagi sebagai komoditas. Tapi harus menjadi alat produksi yang memperkuat sektor industri dan perekonomian nasional,” ujar Bambang dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Minggu (29/9/2019).

Sementara itu, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mendukung penguatan industri petrokimia melalui penyediaan gas bumi yang terbukti lebih efisien dan ramah lingkungan, dengan mengoptimalkan produksi gas di dalam negeri.

Sebagai subholding gas bumi, PGN juga akan mendukung pengembangan infrastruktur gas bumi di ibu kota baru yang bakal dibangun di Kalimantan Timur.

 Hilir Migas Expo 2019

Direktur Utama PGN Gigih Prakoso menjelaskan, pembangunan infrastruktur gas bumi ibaratnya sebuah perlombaan maraton yang memiliki durasi jangka panjang, sehingga membutuhkan daya tahan yang kuat. Itu sebabnya, PGN terus mengembangkan berbagai strategi agar pembangunan infrastruktur gas sejalan dengan peningkatan pasokan gas dan penguatan pasar gas bumi.

“Selama lebih dari setengah abad, kami melakukan berbagai inisiatif agar gas bumi dapat dinikmati oleh lebih banyak pelaku usaha dan masyarakat. Sektor Petrokimia sebagai salah satu usaha strategis, termasuk salah satu prioritas pelayanan PGN,” jelas Gigih.

Dengan perubahan kondisi bisnis gas bumi dan semakin meningkatnya kebutuhan LNG, PGN berupaya untuk menjawab tantangan akses gas bumi dan sesuai dengan wilayah goegrafis kepulauan di Indonesia.

Berbagai infrastruktur dibangun PGN, meliputi fasilitas terminal dan regasifikasi LNG, pipa transmisi, jaringan distribusi gas bumi, dan SPBG yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia.

 

“Cluster petrokimia di Indonesia Timur adalah salah satu segmen industri yang membutuhkan gas bumi dalam volume besar,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.

 Pipa Gas

Gigih menambahkan, PGN juga terus mengembangkan infrastruktur distribusi baru di beberapa daerah yang mulai tumbuh sektor industrinya. Misalnya di wilayah Kendal, Semarang dan Ungaran. Pasokan gas ke wilayah Jawa Tengah ini akan berasal dari Blok Jambaran Tiung Biru di Bojonegoro, Jawa Timur. Untuk mengirimkan gas dari blok tersebut, PGN melalui anak usahanya Pertagas, sedang dalam penyelesaian pipa transmisi sepanjang 267 km dari Gresik-Semarang.

“Kami percaya bahwa pemanfaatan gas bumi akan mendorong daya saing sektor industri kita. Karena itulah pembangunan infrastruktur akan tetap menjadi komitmen PGN dalam jangka panjang,” tambahnya.

Gigih mengatakan, PGN juga siap mendukung pembangunan infrastruktur gas bumi di ibu kota baru yang akan di bangun pemerintah di Kalimantan Timur. Dengan pengalaman PGN dalam membangun dan mengelola proyek jaringan gas (Jargas), pemanfatan gas bumi di ibu kota baru akan jauh lebih efisien dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih.

“PGN siap untuk membantu pemerintah menyiapkan infrastruktur di ibu kota baru untuk menjadi smart city yang berbasis pada energi bersih gas bumi. Proyek jargas yang selama ini telah berjalan terbukti efektif mengurangi biaya energi rumah tangga,” katanya.

 

Pembangunan gas kota diproyeksi akan menciptakan penghematan LPG sebesar Rp157,8 miliar per tahun sehingga bisa membuat penghematan pengeluaran masyarakat sebesar Rp386 miliar per tahun. Pemerintah dapat mengurangi impor LPG sebesar 320.222 ribu ton per tahunnya dan pengurangan defisit neraca perdagangan migas mencapai Rp1,4 triliun per tahun.

Saat ini, total jaringan pipa gas yang dibangun dan dikelola PGN lebih dari 10.000 kilometer dan melayani lebih dari 300.000 konsumen berbagai segmen pasar. PGN juga mengelola jaringan gas milik pemerintah sepanjang 3.800 kilometer di berbagai daerah.

 Pipa PGN

Dani Jumadil Akhir|OZ

 

Related Post