Ada yang lebih penting Ketimbang Bandingkan Jonggol vs Kalimantan

Senin, 19 Agustus 2019 | 7:15 am | 202 Views |
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
                                                                     
 
Foto: Pindah Ibu Kota Tim Infografis: Nadia Permatasari
 

 

 
Jakarta, SUARAKALTIM.COM – Lokasi yang dipilih Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai ibu kota baru dipersoalkan oleh Wakil Ketua DPR Fadli Zon. Dia menilai Jonggol jauh lebih baik untuk jadi ibu kota baru ketimbang salah satu kota di Kalimantan.

Founder Urban+, Pengamat Perancang Kota, Sibarani Sofyan mengatakan, memang setiap lokasi pasti memiliki kelebihan untuk dijadikan ibu kota, baik itu Jonggol maupun Kalimantan. Namun menurutnya dari pada membandingkan keduanya ada yang lebih penting untuk dipersiapkan.

“Bukan masalah plus minus Jonggol vs Kalimantan, in either case pemindahan ibukota membutuhkan pendekatan di luar business as usual,” ujarnya, Minggu (18/8/2019).

 
 
Baca Juga :
 
 
Ibu Kota Mau Pindah ke Kalimantan, Ini 6 Fakta Persiapan dan Nomor 5 Tak Diduga

Sibarani melanjutkan, jika sistem pembiayaan, pengadaan, perencanaan, desain dan eksekusi di lapangan masih menggunakan paradigma pembangunan yang lama akan sulit dilaksanakan. Apalagi kalau dilakukan dalam timeline yang sangat singkat.

Paradigma yang dimaksudnya adalah pendekatan birokrat-sektoral, kewenangan pusat daerah, peraturan pertanahan, serta tata ruang perkotaan dan wilayah.

“Kami asosiasi perancang kota Indonesia (IARKI), bersama dengan ikatan ahli perencana (IAP) dan ikatan arsitek Indonesia (IAI) menghimbau untuk memberikan waktu yang cukup untuk merumuskan kriteria-kriteria perencanaan dan perancangan yang baik untuk ibu kota negara dengan standar yang lebih tinggi dan paradigma lebih baik. Supaya resiko kesalahan dan kegagalan di masa mendatang bisa dihindari,” tambahnya.

Lagi pula menurut Sibarani, antara Kalimantan dan Jonggol sebenarnya tidak bisa diambil kesimpulan siapa pemenangnya tanya adanya kalkulasi.

Jonggol, lahan sudah dikuasai banyak pihak individu. Maka akan sulit bagi pemerintah untuk mengusai dan berpotensi tinggi munculnya spekulan.

Sementara Kalimantan isu jarak dan ketersediaan logistik dan material konstruksi seperti alat-alat berat, besi, tanah matang dan lainya akan meningkatkan biaya pembangunan.

 

Danang Sugianto/dtc

Related Post