“Benar Ujar Guru Sekumpul, Saat Beliau Wafat Semua Diliburkan”
Syarief Hasan : Jokowi Merasa Surplus Beras, Tapi Kenyataannya Impor
Senin, 18 Februari 2019 | 7:55 am |
354 Views |
(No Ratings Yet)
Loading...
Prabowo dan Jokowi dalam debat pertama di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan (Dok : Twitter)
www.suarakaltim.com– Politikus senior Partai Demokrat, Syarief Hasan, menilai calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto telah santun dalam debat capres kedua di Hotel Sultan, Minggu malam, 17 Februari 2019. Prabowo dinilai mampu memilah dan menilai apa yang sudah dikerjakan pemerintah selama ini.
“Pak Prabowo bagus, apa yang sudah baik dilakukan Pak Jokowi dihargai. Tapi banyak juga masukan-masukan yang harus diperbaiki, kritikan yang diberikan oleh Pak Prabowo,” kata Syarief usai acara debat capres.
Syarief mengkritik kebijakan era Jokowi terkait masalah impor. Ia heran dengan respons penjelasan Jokowi karena mengaku surplus tapi kenyataannya impor.
“Tadi secara jelas sekali bahwa surplus beras itu, kalau memang surplus kenapa harus impor. Saya pikir itu kritikan yang sangat bagus,” kata Syarief yang juga Wakil Ketua Umum Demokrat itu.
Dia pun menyinggung masalah etika. Syarief menilai Prabowo tidak pernah menyerang personal Jokowi. Namun, berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Jokowi saat debat berlangsung. Misal terkait kepemilikan tanah atau lahan.
“Yang kedua juga saya melihat tadi 01 (Jokowi) sedikit offside menyerang pribadi Prabowo. Saya pikir itu tidak perlu,” kata Syarief.
Diserang Personal oleh Jokowi, Prabowo Biasa Saja
Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, tidak mempersoalkan serangan personal yang disampaikan Joko Widodo dalam debat capres yang digelar pada Minggu malam, 17 Februari 2019.
Menurut Prabowo, apa yang disampaikan Jokowi adalah hal yang biasa saja.
“Enggak papa, biasa. Kalau tidak ada serang menyerang kan enggak lucu. Kalian (wartawan) kan jadi enggak suka,” kata Prabowo.
Mengenai Prabowo yang sering juga menyetujui pernyataan Jokowi, Prabowo menyampaikan bila penyampaikan dari rivalnya itu benar, tentu harus diakui.
“Kalau yang benar dan baik yah harus kita akui dong,” katanya.
Menurut Prabowo, perbedaan bukan berarti dia dan Jokowi harus bermusuhan. Dia juga memastikan bahwa hubungannya dengan Jokowi selalu baik.
“Kalau berbeda, bagi saya berbeda itu bukan menjadi musuh. Anda kan tahu hubungan pribadi saya dengan Pak Jokowi kan baik,” katanya.
Prabowo menambahkan, bahwa perbedaan penting untuk membangun negara. Dan persaingan itu adalah hal yang biasa saja. Perdebatan dan persaingan perlu dan berguna bagi generasi muda. Apa yang terjadi ini untuk membangun demokrasi. Kemudian sangat penting bagi generasi muda.
“Jadi kita ingin negara kita itu bersaing, itu biasa-biasa ajalah. Apalagi generasi seperti kalian, harus melihat persaingan baik, perbedaan itu oke, debat boleh, dalam ruang debat keras-kerasan, habis itu bersahabat lagi,” katanya. VIVA