Rusuh di Penajam Berawal dari Penganiayaan Warga Asli Paser, Gubernur Minta Masyarakat Bersabar

Kamis, 17 Oktober 2019 | 6:40 am | 623 Views |
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
                                                                     
 
 
Kerusuhan yang terjadi karena dipicu kejadian pengerokan dan penikaman pada Rabu, 9 Oktober 2019 lalu.
 

SAMARINDA, SUARAKALTIM.COM– Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Isran Noor mengimbau kepada masyarakat di wilayah Penajam Paser Utara (PPU) untuk bersabar untuk menahan diri dan tidak melakukan perbuatan yang melanggar hukum. Hal itu disampaikannya karena melihat kerusuhan yang terjadi di wilayah kekuasaannya pada waktu lalu. 

Imbauan gubernur itu disampaikan melalui Kepala Biro Humas Setprov Kaltim, M Syafranuddin, usai memonitor perkembangan situasi kamtibmas di PPU hingga Rabu, 16 Oktober 2019 pukul 21.00 WITA.

“Gubernur turut prihatin dengan situasi PPU hari ini, terlebih adanya kerugian besar akibat terjadinya pembakaran. Sementara masalah sebenarnya, yakni ada tindakan kriminal yang dilakukan beberapa oknum remaja sudah ditangani Polres PPU,” kata Syafranuddin, di Samarinda, Rabu, 16 Oktober 2019, seperti diberitakan Antara.

Baca Juga : Penajam Rusuh, Massa Bakar Rumah

Baca Juga :Kerusuhan Pecah di Calon Ibu Kota Baru, Penajam Paser Utara, Ratusan Orang Bawa Sajam

Disebutkan Syafranuddin, kedewasaan bersikap merupakan kunci utama dari terciptanya kondusifitas daerah, terlebih di PPU bakal menjadi bagian dari pusat Ibu Kota Negara (IKN).

Terkait kerusuhan yang terjadi di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur (Kaltim) pada Rabu, 9 Oktober 2019, kata dia, dipicu dari sebuah kejadian penganiayaan hingga penikaman.  Warga yang ditikam  adalah warga asli suku Paser. Karena kuatnya solidaritas ikatan etnis, ratusan warga asli Paser kemudian berdatangan menuju ke lokasi kejadian dan mencari pelaku pengeroyokan. 

“Informasinya pihak keluarga tidak puas. Tapi, informasi yang beredar dikait-kaitkan dengan suku. Sedangkan kasusnya murni kriminal, dimana tersangka penganiayaan tidak suka dengan suara knalpot korban. Sehingga terjadi keributan antara korban dengan tersangka,” ujarnya.  

Kepada masyarakat, Pemprov Kaltim mengimbau untuk tidak terpancing dengan situasi di PPU dan tidak menyebarkan foto atau video peristiwa tersebut. 

“Situasi di PPU hingga Rabu malam sudah kondusif. Bahkan Pangdam VI/Mulawarman dan Kapolda Kaltim sudah melakukan pertemuan dengan sejumlah elemen masyarakat di PPU, dengan harapan Kamtibmas PPU dijaga,” tuturnya.  

Dia juga mengingatkan awak media untuk berhati-hati dalam pemberitaan agar PPU benar-benar damai dan aman seperti biasa.  

Sebelumnya, kericuhan terjadi di pelabuhan penyeberangan Penajam Paser Utara. Awal mulanya peristiwa ini terkait dengan kasus penganiayaan. 

Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Ade Yaya Suryana mengatakan awalnya ada peristiwa penganiayaan pada pekan lalu yang menimbulkan 2 korban.

Dia mengatakan pihaknya sudah memproses hukum pelaku penganiayaan dan menetapkan 3 tersangka. Tetapi kelompok dari sisi korban mencari-cari pelaku penganiayaan itu di pelabuhan hingga terbit kericuhan itu.

 

ANTARA

 

Related Post