Suara Kaltim– Putri Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Alissa Wahid mengkritik keras pernyataan pegiat media sosial Permadi Arya alias Abu Janda terkait ucapan rasis terhadap Natalius Pigai.
Alissa Wahid mengatakan tingkah Abu Janda bertentangan dengan perilaku warga Nahdlatul Ulama (NU). Alissa menyebut orang-orang NU sangat rendah hati, tidak jemawa, dan berhati-hati dengan orang lain.
“Berlawanan banget dengan karakternya NU,” kata Alissa saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon pada Jumat (29/1) petang.
Menurut Alissa, Permadi bukan tokoh yang populer di kalangan NU. Sosok Permadi baru muncul belakangan dengan membawa label NU.
Alissa menyebut Permadi berbeda dengan sosok Gus Mus, Gus Baha, dan Gus Nadhir yang silsilah pengetahuannya diketahui oleh pengikut NU alias nahdhiyyin.
“Tapi kalau Permadi, baru-baru ini dia muncul terus kemudian membawa label NU, kan baru-baru ini,” kata Alissa yang saat ini menjadi Sekretaris Pengurus Pusat Lembaga Kemaslahatan Keluarga NU.
Meski begitu, Alissa tak bisa menegaskan apakah Permadi pantas disebut sebagai warga NU. Ia juga tidak bisa melarang Permadi mengaku-aku sebagai warga NU.
“Tapi perilaku dia sesuai prinsip Aswaja (ahli sunnah wal jamaah) enggak? Kalo misalkan enggak, ya dia tidak mencerminkan perilaku nahdhiyin,” kata Alissa.
Alissa menyebut lima nilai NU adalah indikator cerminan perilaku seseorang bisa disebut warga nahdhiyin.
Lima nilai itu adalah tawasuth yang bermakna moderat, tasamuh atau toleransi, tawazun atau seimbang, i’tidal yang berarti tegak lurus, serta amar makruf nahi munkar alias mengajak berbuat baik dan melarang perilaku buruk.
Alissa menjelaskan tokoh-tokoh asli NU yang bisa menjadi rujukan di media sosial memiliki sikap moderat dan toleran, sehingga terbuka terhadap kelompok yang berbeda.
“Ketika dia moderat, dia enggak akan ekstrem membuat pernyataan seperti pernyataan Permadi terhadap Pak Pigai misalnya,” kata Alissa merujuk salah satu tindakan Permadi yang dinilai rasis. “Enggak mengajak berantem terus, nah Permadi mengajak berantem melulu,”
Alissa Wahid juga mengingatkan masyarakat agar tidak menjadikan popularitas sebagai dasar menentukan seseorang sebagai rujukan. [EM]