SEMARANG, WWW.SUARAKALTIM.COM– Presiden Joko Widodo berjanji akan menjawab keinginan Tenaga Harian Lepas (THL) Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (TBPP) dalam pekan ini.

“Saya sudah tahu permasalahannya. Besok saya panggil Menpan, Selasa libur. Rabu atau kamis saya sudah tahu,” kata Presiden Joko Widodo seperti dilansir dari antaranews saat acara pertemuan dengan THL TBPP di GOR Jatidiri Semarang, Jawa Tengah, Minggu (3/2).

Ia bahkan sebelumnya secara jujur mengakui baru mengetahui ada problem THL di dunia pertanian.

Sebab yang selama ia pahami hanya persoalan serupa untuk guru dan bidan yang sedang diselesaikannya satu persatu.

“Yang diharapkan kan THL yang masih belum diangkat begitu, benar? Saya baru diberitahu, jadi kalau disuruh menjawab sekarang ya sulit. Wong baru diberitahu, bagaimana mau menjawab,” katanya.

Ia menegaskan tidak bisa memberikan langsung jawaban yang akan memuaskan karena harus melihat dahulu prosedur dan aturan yang terkait persoalan itu.

“Saya ngomong apa adanya. Baru di sini tadi saja saya masih minta penjelasan. Saya tidak bisa ngomong langsung menyenangkan. Saya harus bicara masalah prosedur yang harus dilalui namun percayalah kita ingin selesaikan masalah-masalah yang ada. Namun jangan dipaksa saya jawab sekarang. Ini masalah yang sekarang saya sudah ngerti,” katanya.

Ia sendiri mendapatkan laporan bahwa saat ini Indonesia masih membutuhkan setidaknya 40.000 tenaga penyuluh lapangan.

Sementara jumlah THL saat ini sebanyak 17.000 dan mereka mengharapkan untuk bisa diangkat menjadi ASN.

“Ya kalau itu bisa diisi dengan bapak, ibu, dan saudara ya alhamdulillah akan lebih baik. Karena bapak ibu sekalian sudah punya pengalaman 13 tahun. Benar? Sudah punya pengalaman di lapangan sudah punya pengalaman dampingi petani,” katanya.

Namun ia menegaskan, untuk persoalan pengangkatan ASN memerlukan payung hukum bisa melalui Perpres atau Keppres.

“Kita lihat dulu UU memungkinkan enggak. Saya ngomong blak-blakan saya enggak mau ngomong manis-manis,” katanya.

Ia berharap untuk tidak kemudian diminta menabrak aturan meski logikanya Indonesia masih kekurangan tenaga penyuluh pertanian.

“Jangan sampai saya disuruh nabrak regulasi dan UU. Saya pulang besok saya panggil Menpan peluangnya seperti apa. Nanti kalau tidak tabrak UU saya undang 17.000,” katanya. Ia juga mengingatkan, Indonesia memiliki pekerjaan besar di bidang pertanian. 

Contohnya untuk urusan  jagung. Pada 2014 impor Indonesia 3,6 juta ton, saat ini tahun kemarin impor jagung kita 180.000 ton. 

“Artinya kita sudah kurangi nyaris 3,4 juta ton impor jagung dari luar negeri. Itu keberhasilan bapak ibu dalam memperbaiki produksi. Tapi juga tolong diatur jangan sampai karena produksi melimpah tidak diatur tata waktu yang terjadi adalah harga yang anjlok. Hati-hati. Pengaturan seperti itu perlu dilakukan,” katanya.

Pada kesempatan itu, dia berbicara di depan ribuan THL yang datang dari berbagai wilayah di Jawa Tengah.

Ia juga menyempatkan untuk berdialog dengan dua THL yang mengharapkan bisa diangkat sebagai ASN karena sudah lama mengabdi di lapangan.

Namun salah satu dari mereka mengeluhkan terkendala aturan usia yang harus di bawah 35 tahun agar bisa diangkat sebagai ASN.

“Kalau saya sih lebih suka yang sudah berpengalaman,” kata Jokowi dan disambut tepuk tangan meriah.

Turut hadir pada kesempatan itu Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. sk-005/antaranews.com