Mantan Ketua GP Ansor Jatim: NU Lumpuh Gara-gara Jokowi!

Kamis, 28 Februari 2019 | 10:00 pm | 356 Views |
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
                                                                     

BANJAR, www,suarakaltim.comMusyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama di Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat, pada Rabu, 27 Februari 2019 dinilai ada kepentingan politik. Hal ini disampaikan oleh mantan Ketua Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur, Choirul Anam atau Cak Anam

Ia menilai, bahwa Munas NU dengan atas nama Ketua Pergerakan Penganut Khittah Nahdliyah atau PPKN, yang dia sebut dengan NU kultural.

“Sebetulnya PPKN mau kirim surat kepada panitia Munas-Konbes NU, tapi pengalaman dua kali berkirim surat ke PBNU, itu selalu tak dibalas, karena itu saya bicara melalui media. Karena itu saya berharap media menyuarakan apa adanya, menyuarakan suaranya NU kultural,” kata pendiri Partai Kebangkitan Nasional Ulama itu dilansir dari indonesiakita.co.

Menurutnya, ada beberapa hal disampaikan Cak Anam tentang Munas-Konbes NU. “Bahwa Munas dan Konbes sebetulnya harus membahas persoalan-persoalan keagamaan maupun keorganisasian yang menyangkut kebutuhan umat. Karena forum tertinggi setelah Muktamar, di anggaran dasarnya begitu,” jelasnya.

Adapun terkait Munas dengan membahas persoalan umat, sedangkan Konbes membahas masalah keorganisasian, seperti yang sudah diputuskan di Muktamar Jombang. “Isinya apa, satu, rais aam-nya kini kosong. Enggak ada orangnya, ditinggal melompat sama Kiai Ma’ruf. Ini harus dibahas di Munas, mengganti atau mengangkat rais aam yang baru,” katanya.

Cak Anam juga menambahkan, bahwa Miftahul Akhyar yang menggantikan Ma’ruf Amin sebagai Penjabat Rais Aam NU, tidak sesuai dengan Anggaran Dasar NU. “Di Anggaran Dasar itu, Wakil Rais Aam bisa menjadi Penjabat Rais Aam, jika Rais Aamnya berhalangan tetap. Tafsir berhalangan tetap dicontohkan ketika KH Bisri Syansuri wafat pada tahun 1980, digantikan Kiai Ali Maksum, melalui Munas Kaliurang,” ungkapnya.

BERITA LAINNYA :

Selain itu yang terjadi kini, Ma’ruf Amin tidak berhalangan tetap karena masih ada dan mencalonkan diri sebagai wakil presiden. “Yang terjadi tukar tempat, Rais Aam-nya jadi Mustasyar, wakilnya naik jadi Rais Aam. Ini akal-akalan saja. Termasuk PB NU ini pelanggaran berat,” sambungnya.

Ia juga menduga NU secara struktural sudah ditunggangi oleh kepentingan politik. Dia juga menyebut Nahdliyin kini terpecah-belah karena itu. “Nahdliyin terus saling curiga. Kenapa? Gara-gara Jokowi mencomot Rais Aam tanpa musyawarah. Itu jantungnya NU diambil. Berarti lumpuh. Ini yang jadi persoalan,” tutupnya.indonesiakita.co

Related Post