Kisah Putri Uighur, Nur Ela Nurhan Pilih Mati daripada Ditiduri Kaisar China

Sabtu, 16 Februari 2019 | 7:15 am | 584 Views |
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
                                                                     

FOTO. Putri Uighur dalam Film. ©Istimewa

www.suarakaltim.com– Kecantikan wanita Uighur itu tersohor ke seluruh stepa dan Pegunungan Tian Shan. Dia dikenal sebagai selir Rong dari Xinjiang. Sebagian memanggilnya selir wangi karena tubuhnya sangat harum.

Sejumlah sumber menyebut nama aslinya adalah Nur Ela Nurhan. Istri dari seorang panglima perang suku Uighur yang dikalahkan tentara Kekaisaran Qing. Nur diculik dan dipersembahkan untuk Kaisar Qianlong di Peking, penguasa seantero China yang memerintah dari tahun 1735 hingga 1795.

Melihat kecantikan Nur, Kaisar Qianlong jatuh cinta seketika. Dibangunnya sebuah istana dengan taman yang mirip dengan suasana di Xinjiang, kampung halaman sang putri. Tak cuma itu, Kaisar juga membangun sebuah masjid dan bangunan lain bergaya Uighur agar wanita cantik itu merasa betah tinggal di sana.

Namun rupanya semua perhatian Kaisar Qianlong tak membuat Nur alias Selir Rong luluh. Dia tak pernah membuka hatinya untuk Qianlong. Dia juga tak pernah mau ditiduri seperti selir-selir lainnya.

Suatu hari Kaisar yang mabuk masuk ke kamar Selir Rong dan mencoba melampiaskan napsunya. Namun Selir Rong mengeluarkan belati yang dia sembunyikan. Dia melukai tangan Kaisar dan membatalkan niat pria itu.

Melukai Kaisar pada zamannya adalah pelanggaran yang sangat berat dan pelakunya pasti dihukum mati dengan cara sadis. Namun Qianlong memaafkan Selir Rong karena rasa cintanya.

Ibu Suri Kaisar yang mendengar cerita itu marah luar biasa. Dia khawatir suatu saat Selir Rong membunuh Kaisar. Maka ibunda Qianlong ini meminta agar Kaisar menghukum mati Selir Rong. “Atau jika tidak mau melayani Kaisar, pulangkan saja dia ke Xinjiang,” kata Ibu Suri.

Dalam Buku Dinasti Qing, Sejarah Para Kaisar Berkucir 1616-1850 yang ditulis Michael Wicaksono dan diterbitkan Elex Media Komputindo, digambarkan akhir tragis nasib Selir Rong.

Saat Kaisar sedang melakukan sembahyang tahunan, Ibu suri memanggil Selir Rong ke istananya. Dia memerintahkan seluruh puri ditutup rapat dan dijaga ketat. Bahkan jika ada, Kaisar pun tak diizinkan masuk.

Ibu Suri bertanya, apa sebenarnya keinginan Selir Rong?

Jawabannya hanya sepatah kata. “Mati,” kata Selir Rong sambil berlinang air mata.

Ibu Suri mengabulkan permintaan itu. Dia memberi selendang putih dan membawa Selir Rong ke ruangan kosong di sebelah selatan istana. Selir Rong berlutut dan mengucapkan terima kasih sebelum mengakhiri hidupnya dengan menggantung dirinya.

Seorang Kasim atau pelayan istana yang mengetahui kejadian itu segera berlari ke Kuil Langit tempat Kaisar Qianlong bersembahyang. Qianlong berlari menuju kediaman Ibu Suri namun terlambat. Selir Rong sudah meninggal.

Kaisar memerintahkan jenazah selir kesayangannya itu diurus dengan baik dan dimakamkan khusus di Paviliun Taoran, di sebelah selatan Peking.

Versi yang berkembang di Masyarakat Uighur sedikit berbeda. Sang Putri tak mati bunuh diri, tapi tewas karena diracun oleh Ibu Suri dan selir-selir Kaisar yang iri padanya. Akhir kisah Selir Wangi ini tak kalah tragis. [merdeka.com]

Related Post