Jakarta,suarakaltim.com- Pernyataan Presiden Joko Widodo yang dulu memprediksi puncak kasus Covid-19 di tanah air terjadi pada Juli 2020 terus menjadi sorotan.
Pasalnya, prediksi itu “dikoreksi” sendiri oleh kepala negara pada bulan Agustus-September nanti. Itupun, bisa berubah jika kasus corona terus melonjak.
Politisi Partai Demokrat, Soetoyo merasa heran dengan melesetnya prediksi orang nomor satu di Indonesia itu. Melalui cuitan di akun Twitter pribadinya, dia menyebut Presiden Jokowi bukan memprediksi, melainkan hanya mengira-ngira puncak kasus Covid-19.
“Prediksi Pak Jokowi dulu bulan Juli ya to? Karena meleset sekarang ganti Agustus, terus kalau meleset lagi ganti Desember. Itu bukan prediksi Pak, tapi kiro-kiro (kira-kira),” kata Soetoyo, Selasa (14/7).
Pada Maret 2020, Presiden Jokowi sempat memprediksi bahwa puncak penularan Covid-19 di Indonesia akan jatuh pada Mei, sehingga bulan Juli sudah mulai menurun. Namun ternyata prediksi itu meleset.
Teranyar, kembali memprediksi puncak Covid-19 di Indonesia akan terjadi pada Agustus-September.
Prediksi ini pun, kata dia, bisa berubah jika kasus corona terus melonjak. “Kalau melihat angka-angka memang nanti perkiraan puncaknya ada di Agustus atau September, perkiraan terakhir. Tapi kalau kita tidak melakukan sesuatu, ya bisa angkanya berbeda,” ujar Jokowi dalam pertemuan dengan media, Senin (13/7). rmol