Jelang Haul Guru Sekumpul : Ini Kisah Kedekatan Guru Sekumpul dengan Gus Dur Semasa Hidup

Jumat, 23 Maret 2018 | 8:18 am | 712 Views |
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
                                                                     

BANJARMASIN, SUARAKALTIM.com – KH Muhamad Zaini Bin Abdul Ghani atau yang dikenal Guru Sekumpul adalah salah seorang ulama dan tokoh yang sangat kharismatik dan terkenal di Kalimantan semasa hidupnya.

Sedangkan KH Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur adalah ulama yang tumbuh dengan kombinasi pendidikan keagamaan tradisional dan pendidikan modern.

Gusdur menulis esai dan mengulas berbagai perkara mulai agama hingga yang lainnya.
Gusdur menjelajahi berbagai profesi dari pekerja LSM, dosen, penulis, konsultan, politisi dan lain-lain. Gusdir juga bertemu dengan banyak kalangan dari berbagai agama, etnis, bangsa, budaya, profesi dan banyak lagi lainnya.

Dilansir dari halaman Nu.or.id, Gus Dur adalah penggemar silaturahmi. Menjadi presiden kala itu tak menghalanginya untuk terus melanjutkan hobi silaturahminya tersebut.

 

Tentu saja ulama selalu ada dalam daftar kunjungan silaturahmi Gus Dur. Dan di antara ulama itu tersebut ialah Guru Sekumpul.

Pada hari Jum’at, (26/5/2000) Gus Dur bersilaturahmi ke Martapura mengunjungi Guru Sekumpul dan berziarah ke makan Maulana Syeikh Muhammad Arsyad Al-Banjari.

Dari foto yang beredar, terlihat keakraban mereka berdua.

Pada kampanye Pemilu 1999, kontestasi antara PKB dan PPP pun tak bisa dihindari. Tak terkecuali di Kalimantan Selatan.

Dalam kampanye inilah muncul ejekan yang tidak semestinya kepada Gus Dur sebagai pendiri dan Ketua Umum PKB. Fisik Gus Dur yang tak bisa melihat dan buta pun menjadi sasaran ejekan.

Guru Sekumpul rupanya mendengar hal itu. Dalam sebuah pengajian, akhirnya beliau mengatakan yang kira-kira dalam bahasa Banjar kurang lebih demikian : “Aku mandangarlah ada bubuhannya manyambati Gus Dur tu picak. Aku baritahu buhan ikam, jangan diulang lagi, Gus Dur itu ulama. Anak ulama. Dan cucu ulama. Kalo katulahan kaina.”

(Aku mendengar banyak orang mengejek Gus Dur picek. Aku kasih tahu kalian, jangan dilakukan lagi, Gus Dur itu seorang ulama. Anak seorang ulama, cucu seorang ulama. Bisa kualat kalian nanti) Dilansir dari halaman Nu.or.id.

 

Saat Tuan Guru Haji Zainie Ghani atau Guru Sekumpul wafat 10 Agustus 2005, lautan manusia melepaskan kepergian beliau. Setelah itu makam beliau di Sekumpul yang sangat bersih dan tertata rapi tiap hari selalu diziarahi banyak orang.

Haul tahunan Guru Sekumpul juga dihadiri ratusan ribu hingga jutaan umat Islam. Tahun 2018 ini, Haul Akbar Abah Guru Sekumpul akan berlangsung pada Minggu, (25/3/2018) berbagai persiapan pun dilakukan menyambut Haul Akbar tersebut.

Tak berbeda jauh dengan Guru Sekumpul, ketika Gus Dur wafat 30 Desember tahun 2009, ribuan orang juga turut melepasnya. Lalu setelah itu makamnya di Tebu Ireng kini menjadi situs ziarah yang tak pernah habis.

BACA PULA

Nike Ardilla Anak Angkat Guru Sekumpul, yang Makamnya Selalu Diziarahi

Kenapa Nike Ardilla Diangkat Anak oleh Guru Sekumpul?

sk-001/banjarmasinpost.co.id/amirul yusuf

 

Related Post