Andi Harun – Rusmadi, Enggan Pakai Jas dan Dasi Pilih Batik ; ”Ingin Dekat dengan Rakyat ”

Senin, 30 November 2020 | 8:22 am | 22 Views |
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
                                                                     

oleh : Deby Chintya Dewi

 

DI antara tiga pasangan calon (Paslon) Walikota dan Wakil Walikota Samarinda,  paslon DR H Andi Harun – DR Rusmadi lebih memilih memakai baju batik dibandingkan memakai jas dan dasi. Berbeda dengan paslon H Zairin Zain  dan H Sarwono, yang memakai jas dan dasi. Perbedaann ini, mungkin karena Zairin Zain adalah birokrat atau mantan pejabat dan pernah menjadi Kepala Dinas Pemprop Kaltim. Sedangkan Andi Harun, adalah wakil rakyat atau anggota DPRD Kaltim. Selain Zairin, pasangan Andi Harun, Cawali H. Rusmadi, juga adalah mantan birokrat atau pernah menduduk jabatan tertinggi di birokrat Pemprov Kaltim, yakni sebagai Sekretaris Propinsi Kaltim. Rusmadi memakai baju batik, serasi dengan Andi Harun.

Bila kita perhatikan asal usulnya, setelan jas atau biasa disebut dengan jas,  merupakan  pakaian resmi yang berasal dari Eropa. Tujuan utama adanya jas di Eropa adalah untuk menghangatkan tubuh. Di Eropa memiliki suhu yang rendah di musim dingin. Penggunaan setelan jas sendiri mulai populer pada abad 16 – 17. Namun penggunaan jas ini sendiri hanya bisa digunakan oleh kaum bangsawan karena mahal harganya untuk pembeliannya. Setelah perkembangan jaman banyak muncul berbagai jenis setelan jas. 

Di Indonesia, jas ini biasa di pakai orang Belanda semasa zaman penjajahan dulu. Dilihat dari segi cuaca, Indonesia yang beriklim tropis sebenarnya juga kurang cocok untuk berbusana baju berlapis-lapis seperti jas.

Jas masuk ke Indonesia

Pada saat masa penjajahan Belanda di Indonesia, secara tidak langsung membawa budaya dari luar masuk ke Indonesia yang salah satunya adalah setelan jas. Para petinggi penting Belanda mengenakan jas untuk acara resmi. Pada masa itu juga hanya orang-orang yang memiliki uang yang bisa menggunakannya dikarenakan harga setelan jas yang mahal. Dari situlah muncul persepsi bahwa jas hanya digunakan oleh orang-orang bangsawan bukan untuk rakyat jelata.

Jas di Indonesia hanya ditujukan untuk keperluan penampilan yang formal, berbeda dengan orang Eropa yang mengenakan jas untuk menghangatkan tubuh mereka saat keluar rumah atau cuaca dingin.

***

Batik Budaya Asli Indonesia

Dilihat dari asal usulnya pula, batik  merupakan salah satu baju budaya hasil karya negara Indonesia kita sendiri. Baju batik pun sebenarnya juga bisa diperuntukkan sebagai baju kasual maupun baju formal sekalipun sehingga kapan pun dan di mana pun kita berada. 

Tentunya batik dapat menjadi pilihan yang tepat. Sebenarnya  sebagai warga negara Indonesia kita harus menghargai karya budaya dan jati diri bangsa sendiri.

Dengan memakai batik,  kita  mampu menunjukan bahwa kita mencintai budaya negeri kita sendiri.  Bapak Presiden Republik Indonesia yaitu Pak Jokowi lebih menyukai memakai batik daripada jas.

“Lebih bagus batik daripada jas,” katanya. “Batik itu ciri khas Indonesia, sedangkan jas kan bukan.” ujar Pak Jokowi.

 

 

Related Post