Sekolah Bawa Gerobak Sambil Jualan Pentol

Kamis, 1 Maret 2018 | 10:48 am | 1193 Views |
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
                                                                     

Pernah lihat anak sekolah dorong-dorong gerobak jualan pentol? 

Anak sekolah itu namanya Saufi, pelajar kelas XII Aliyah Kecamatan Daha Utara Kandangan, Hulu Sungai  Selatan. Anak yatim piatu ini tanpa sengaja dilihat oleh Hilmi Wansyah lalu kemudian menuliskan di media sosial dan mengupload foto-fotonya.

”Tadi siang saya melaksanakan pengamanan acara shohibul Fadhilah Al-Allamah Al-Habib Muhammad Bin Sholeh Al-Attas di Ponpes Tahfizhul Qur’an Ad-Dahlaniah di Desa Tambak Bitin Kecamatan Daha Utara.
Tiba-tiba melintas di depan saya, seorang anak sekolah mendorong gerobak pentol, karena penasaran saya hampiri dan mencoba pentolnya. Ternyata anak yatim namanya Saufi, pelajar kelas XII Aliyah. Setiap harinya pulang pergi ke sekolah untuk menuntut ilmu berjalan kaki sambil  mendorong gerobak berisi pentol bakso. Dengan percaya diri dan tanpa malu sedikit pun menuntut ilmu sambil mencari rupiah yang halal. Anak ini terlibat Paskibra dan aktif di kegiatan Pramuka. Cita-cita menjadi Polisi pemberantas kejahatan, jadi tahun ini ikut seleksi masuk Bintara Polri.
Kita dukung dan doakan ya semoga anak ini sukses menjadi polisi yg berbakti kepada ortu, agama, bangsa dan negara,” tulis Helmi.

Beberapa hari meudian, Helmi mendatangi Saufi ke rumahnya lalu menuliskan kembali ceritanya.

”Selepas magrib ini, kami berkunjung ke rumah kayu peninggalan almarhum ayah Saufi. Disambut ramah oleh Saufi dan ketiga orang adiknya yang semuanya laki-laki. Satu adiknya putus sekolah. Yang paling kecil masih sekolah kelas V SD. Banyak cerita mengharukan keluar dari mulut Saufi, bagaimana merawat ketiga adiknya, berjualan pentol setiap harinya di sekolahnya dan mengharap persen dari pemilik gerobak. Kalau laku 100 ribu maka ia dapat 20 ribu rupiah. Sehingga penghasilan sehari antara 20 sd 50 ribu. Untungnya kedua adiknya yang masih sekolah SD mendapat biaya dari pemerintah melalui program Indonesia Pintar. Selain itu Saufi dan adiknya juga sebagai Masyarakat miskin penerima beras sejahtera yang disalurkan oleh Pemkab. Sederet foto kenangan sebagai anggota Paskibra Kab. HSS tahun 2016 terpampang di dinding kayu.
Ketika Adzan Isya berkumandang, kami bersama Saufi dan adiknya bergegas ke Mushola terdekat untuk melaksanakan Isya berjamaah. Terlihat Saufi tanpa canggung mengumandangkan Iqamat tanda dimulainya sholat. Selesai sholat, ketika bersalaman dengan jama’ah lainnya, nampak adab yang baik dari Saufi yg mencium tangan orang yang lebih tua darinya” ceritanya.

 

Ini foto-fotonya :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Related Post