oemar dachlan

                                                                     
Mendagri Amir Machmud : ” Kalau Kadrie Oening Minta Berhenti akan Saya Jewer Kupingnya”

Penulis  : Oemar Dachlan     (Catatan tercecer sekitar H.M. Kadrie Oening)             Bagi pembaca yang munyak (kalau memang ada) membaca uraian tentang H.M. Kadrie Oening, yang pada 6 Juni 1989 lalu telah memenuhi panggilan Tuhan kembali kehadirat-nya, harap lewatkan saja tulisan ini. Itupun kalau,”Manuntung” masih bersedia menyediakan halamannya untuk membuat apa yang saya katakan

Samarinda di Mata Seorang Pengembara

Penulis :  Oemar Dachlan             Kiranya tidak berlebihan, kalau Kota Samarinda dan Kaltim umumnya mendapat satu kehormatan besar atas pengembara (meski secara sepintas) oleh seorang penulis dalam majalah bulanan INTISARI, majalah Indonesia yang paling luas peredarannya itu. Penulisan pun bukan orang sembarangan. Meski warga negara Indonesia sendiri, ia sudah sering beeeerkelana ke berbagai negara. Antara

Samarinda Bebas Becak & Bemo

Penulis : Oemar Dahlan   Een fietstaxi te Samarinda/becak di Samarinda (1937). sumber foto : digitalcollections.universiteitleiden ORANG –orang dari luar daerah yang mengunjungi Samarinda di Kalimantan Timur, tidak akan menjumpai sebuah juapun becak sebagai alat angkutan umum. Ini tidak berarti bahwa kota yang terletak di pinggir sungai Mahakam ini, sebelumnya tidak pernah mengenal jenis kendaraan

Asal Nama “Pinang Babaris”

DENGAN terjadinya kebakaran yang memusnahkan 2 tempat hiburan dalam komplek Pinang Babaris, jalan Niaga Timur Samarinda baru-baru ini, — timbul lagi pertanyaan dari mana asalnya nama “Pinang Bebaris” tersebut. Pertanyaan ini kiranya tidak akan timbul, kalau misalnya di pinggir jalan tempat berdirinya kompleks kumuh yang bagian (lantai) atasnya antara  lain di “huni” 2 tempat hiburan

Tokoh Pers Kaltim Horas Siregar, 2 Kali Dipenjara Belum Jera,  Ketiga Kalinya Diusir Kolonial Belanda dari Kaltim

Gaya Wartawan Tempo Doeloe. Tampak wartawan Ardin Katoeng (Kedua dari kiri). Paling kiri Pangeran Poeger, putra Sultan Kutai AM Parikesit. Tampak pula Syahranie Syafei, wartawan Masjarakat Baroe dan LKBN Antara, yang sedang baca koran. Foto saat peresmian lokasi transmigrasi Pulau Atas, Samarinda  1955 (ketika itu Pulau Atas masuk dalam wilayah daerah istimewa Kutai). Foto koleksi

Sejarah Pers di Kaltim ; Surat Kabar Pewarta Borneo dan Pantjaran Berita, Koran Harian Pertama di Kalimantan Timur, Terbit Sejak Tahun 1935

FOTO. Oemar Dachlan, wartawan yang berkiprah di dunia pers mulai zaman penjajahan sampai  zaman reformasi. Selama berprofesi sebagai wartawan, termasuk membuat tulisan di zaman reformasi,masih menggunakan mesin tik. Foto istimewa. Di Kalimantan Timur, khususnya di Samarinda, telah terbit dan beredar surat kabar harian. Ada dua surat kabar yang terbit dan beredar, yaitu Pewarta Borneo dan