Horas Siregar

                                                                     
Horas Siregar, Wartawan Pejuang Setelah 2 Kali Dipenjara Belanda, Hukuman ke 3 Diusir Keluar dari Kaltim

  FOTO. WARTAWAN TEMPO DOELOE. Jongkok kiri Hifnie Effendy, sampingnya Ardin Katoeng. Paling kanan Sjahranie Sjafei wartawan Masjarakat Baroe. Berdiri kanan, AA Adiwijaya (Pacifik). Satu-satunya perempuan Titiek Roelia (pembina). Foto diambil saat perpisahan dengan Pimpinan Umum SK Pembina, Anang Sulaiman (1955). dokumen : Oemar Dachlan   Suara Kaltim – Siapa wartawan yang paling ditakuti Belanda?

Horas Siregar Berjuang dari Kalsel Ke Kaltim, Dipenjara dan Diusir Belanda Pindah Ke Sulteng

Wartawan pergerakan, yang tak pernah menyerah meski sempat di penjara beberapa kali Suara Kaltim – Setelah  diusir Belanda dari Kaltim, sekitar tahun 1938, Horas Siregar tidak pulang ke Sumatera Utara. Tapi merantau ke Sulawesi Tengah. Lebih tepatnya ke kota Palu, ibukota propinsi Sulawesi Tengah.Tokoh pers Kaltim “5 zaman”, H Oemar Dachlan mengaku sejak tahun 1938

Tokoh Pers Kaltim Horas Siregar, 2 Kali Dipenjara Belum Jera,  Ketiga Kalinya Diusir Kolonial Belanda dari Kaltim

Gaya Wartawan Tempo Doeloe. Tampak wartawan Ardin Katoeng (Kedua dari kiri). Paling kiri Pangeran Poeger, putra Sultan Kutai AM Parikesit. Tampak pula Syahranie Syafei, wartawan Masjarakat Baroe dan LKBN Antara, yang sedang baca koran. Foto saat peresmian lokasi transmigrasi Pulau Atas, Samarinda  1955 (ketika itu Pulau Atas masuk dalam wilayah daerah istimewa Kutai). Foto koleksi