GAM

                                                                     
Teungku Chik di Tiro, Pewaris Tiga Generasi Pengobar Perang Sabil (4)

Menerkam Taktik Defensif Belanda Taktik Belanda pada satu dekade pertama kehadiran mereka, memang lebih mementingkan strategi yang defensif. Mereka lebih memilih menguatkan wilayah yang mereka kuasai dan bertahan pada pos-pos mereka.(Martijn Kitzen: 2012) Memang ada serangan-serangan oleh pasukan Belanda yang dilakukan keluar wilayah pertahanan mereka. Seperti misi-misi brutal yang dipimpin Van der Heijden. (Paul van

Teungku Chik di Tiro, Pewaris Tiga Generasi Pengobar Perang Sabil (3)

Arsitek Jihad di Aceh Teungku Chik di Tiro Muhammad Saman adalah ulama cerdas yang tak bisa dibohongi oleh retorika dan muslihat kata-kata pejabat Belanda. Ia bukan saja ulama yang disegani, tetapi juga arsitek jihad fi sabilillah di Aceh. Kedudukannya menjadi sangat penting. Ketika kepemimpinan perang dipimpin oleh Mangkubumi Habib Abdurrahman az-Zahir, dukungan ulama-ulama terutama Teungku

Teungku Chik di Tiro, Pewaris Tiga Generasi Pengobar Perang Sabil (2)

Peranan Teungku Chik di Tiro Salah satunya adalah Teungku Chik di Tiro. Peranannya dalam perang Aceh, khususnya tahun 1874 hingga 1891 tak dapat dikesampingkan. Nama besar keluarga Di Tiro dimulai dari Teungku Chik di Tiro Muhammad Amin Dayah Cut. Seorang ulama yang memimpin Dayah Tiro. Dayah ini terletak di Gampong Tiro, di kiri dan kanan

Teungku Chik di Tiro, Pewaris Tiga Generasi Pengobar Perang Sabil (1)

  Foto: Teungku Chik di Tiro, pengobar semangat Perang Sabil di Aceh. WWW.SUARAKALTIM.COM– Peran ulama di tanah air telah signifikan sejak lama. ‘Ulama’ adalah satu pengakuan dari umat akan bukan hanya karena ilmunya saja, tetapi juga karena kredibilitas, konsistensi dan perjuangannya. Aceh, adalah salah satu episentrum perjuangan ulama yang tak habisnya memberi hikmah. Salah satunya