Perjalanan Dakwah Awadh Al-Qarni, Dituduh IM dan Berakhir di Penjara

Sabtu, 11 Agustus 2018 | 8:09 am | 337 Views |
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
                                                                     

Foto: Awadh Al-Qarni

www.SUARAKALTIM.com– Tersiarnya suara kebenaran adalah dambaan setiap jiwa yang suci. Sayup-sayup kebenaran itu akan selalu diliputi dengan beratnya cobaan dan besarnya rintangan. Dan kepada para pengemban kebenaran harus siap menghadapi resiko-resiko ini. Terlebih bagi para ulama pewaris nabi, sumber ilmu bagi umat dan suaranya menjadi pemandu kehidupan. Tentu resiko akibat menyuarakan kebenaran akan sering-sering menghampiri. Mulai dari ancaman, kecaman, bullyan dan berakhir pada kurungan penjara bahkan kematian.

Adalah seorang ulama yang mendedikasikan dirinya di jalan dakwah, dosen di universitas Muhammad ibn Suud, mengisi kuliah di berbagai forum dan media, menulis beberapa karya yang menjadi rujukan umat Islam dan lewat ulama inilah hidayah menyelimuti Dr Wyatt Woodsmall (Abdul Hakim) salah seorang Doktor Filsafat dari Universitas Columbia.

Kegiatannya yang bergelut di medan dakwah itu sontak terhenti setelah pemerintah Arab Saudi mencekalnya. Ulama ini dicekal berbarengan dengan 20 orang lebih di hari yang sama karena tuduhan yang sama. Mereka dituduh mendukung Qatar. Tuduhan ini dilontarkan berpijak pada cuitan-cuitan yang terpampang di akun twitter masing-masing pengguna. Selain ulama ini, ada ulama lain yang dicekal yaitu syaikh Salman Al-Audah.

Kabar penangkapkan dua ulama Saudi ini pun banyak dibicarakan di media sosial pada Ahad. Bahkan, hastag yang mengabarkan penangkapan Syaikh Salman menduduki trending topik kedua di jagad Twitter Timur Tengah. Ulama asli Saudi ini bernama syaikh Awad Al-Qarni

Mengenal syaikh Awadh Al-Qarni

Doktor Awadh Al-Qarni terlahir dari keluarga yang diberkahi. Dari marga ini terlahir ulama dan dai seperti syaikh Ali Al-Qarni yang terkenal karena rekaman-rekaman ceramahnya dan Doktor A’id Al-Qarni yang cukup masyhur di dunia Islam, termasuk Nusantara.

Lahir pada tahun 1376 H di kota Al-Ahsa wilayah timur. Perjalanan pendidikannya memang tidak tertulis secara terperinci dari kecil. Tetapi diketahui bahwa  ia meraih gelar master pada 1407 H dan gelar doktor pada 1417 H bidang fiqh dan ushul fiqh. Di setiap kuliah, syaikh Awadh banyak mengajarkan ulumuddien terutama ushul fiqh, sebab-sebab perbedaan pendapat fuqoha, Tarikh Tasyri’ dan Maqashid Syariah fi Fiqh Islamiy.

Selain aktivitasnya yang selalu bergumul dengan kegiatan dakwah, syaikh Awadh juga menjabat sebagai dosen di universitas Imam Muhammad ibn Suud di Abha, yang mana saat ini lebih dikenal dengan nama Universitas King Khalid. Dalam lingkup kemahasiswaan, ia juga ditunjuk sebagai penanggung jawab utama dalam urusan ini. Di Madinah Al-Munawarah, ulama kelahiran kota Al-Ihsa ini didaulat sebagai pengajar di fakultas dakwah dan penyiaran. Karena kompetensinya inilah ia pun dipercaya sebagai pengawas di beberapa universitas Islam. Zaman yang semakin lama maju terutama dalam bidang telekomunikasi. Maka, dakwah pun juga digencarkan di berbagai media komunikasi terutama jaringan internet yang semakin mudah diakses dimanapun dan kapanpun. Selain dirinya berkecimpung dalam dakwah  di internet, syaikh juga ditunjuk sebagai pengawas pelbagai situs-situs web yang menampilkan siaran live dengan gambar dan suara.

Gesekan pertama terjadi ketika syaikh Awadh menulis sebuah buku yang berjudul “Al-Hadatsah fi Mizan Al-Islam”. Syaikh adalah sosok yang tidak bersimpati dengan paham modernisasi di Saudi. Di usia yang masih dini, ia menulis buku itu sebagai kegundahan intelektual di hatinya. Ia menyebut bahwa modernisasi (paham sekuler) adalah doktrin intelektual. Karena itulah sejak itu ia menjadi lawan bagi para modernis sekuleris di Arab Saudi.

Selain kitab “Al-Hadatsah fi Mizan Al-Islam”, beberapa karya dan tulisan syaikh Awadh Al-Qarni adalah

  1. Asbab wa Adab Al-Khilaf
  2. Min Ma’alim Ad-Dakwah Ar-Rasyidah
  3. Ash-Shohwah Al-Islamiyah wa Kaifa Nuhafidzu ‘Alaiha.
  4. Al-Mukhtashar Al-Wajiz fi Maqashid At-Tasyri’
  5. Fiqh Khilaf
  6. Tahqiqu wa Dirasah Makhtutah fi Al-Ijhad wa Taqlid
  7. Khuquuqu Al-Insan fi Al-Islam
  8. Ahkamu Al-Khurriyah fi Al-Islam
  9. Fiqh Shira’ baina Al-Haq dan Bathil min Khilali Qishoh Musa wa Fir’aun
  10. Ahkamu Syahadah fi Syariah Islamiyah
  11. Ahkamu Al-Qur’ah fi Syariah Islamiyah
  12. Qodhiyatu Filistin fi Miizani Al-Islam

Peran syaikh Awadh di Dunia Dakwah

Telah disebutkan di atas bagaimana kiprah syaikh di lembaga pendidikan dan dakwah lewat internet. Selain memang aktif di dunia pendidikan, syaikh juga menjadi salah satu ulama yang menjadi rujukan di saat musim haji. Ia bertugas memberikan penyuluhan dalam persoalan haji yang ditunjuk langsung oleh pihak kerajaan Arab Saudi.

Salah satu hal yang mengagumkan adalah lewat wasilah syaikh Awadh, hidayah Allah turun pada Dr Wyatt Woodsmall (Abdul Hakim) salah seorang Doktor Filsafat dari Universitas Columbia. Ia adalah seorang pimpinan NLP atau Neuro-Linguistic Programming. NLP adalah  teknologi yang mempelajari struktur internal seseorang dan bagaimana struktur tersebut bisa didesain untuk tujuan yang bermanfaat bagi orang tersebut. Dalam NLP, setiap perilaku mempunyai struktur internal yang mendukungnya.

Uniknya ketika di Bahrain, Dr Wyatt mengatakan keislamannya di tengah seminar yang dia lakukan. Di tengah mengisi seminar, ia berhenti sejenak dan mengucapkan syahadat di muka umum. Allahu Akbar… Alih-alih menyembunyikan keislamannya, justru ia mengatakan keislamannya di khalayak ramai seperti yang dilakukan sahabat Abu Dzar Al-Ghifari dan Umar ibn Khattab radiyallahu ‘anhuma.

Di kancah internasional, syaikh Awadh mengeluarkan beberapa pernyataan yang mendukung perjuangan umat Islam terutama soal perjuangan kaum muslimin di Palestina dan dukungan terhadap jihad di Iraq yang disetujui oleh 26 syaikh Saudi. Ketika kekejaman Zionis semakin merajalela di Gaza, syaikh mengerluarkan fatwa yang membuat dia ditahan pihak kerajaan.

Syaikh Awadh dengan berani menentang kependudukan zionis di Palestina. Ia juga memberikan fatwa agar umat Islam dimanapun berada memberikan bantuan untuk saudara mereka di Gaza dengan doa, bantuan medis dan bahan makanan. Selain itu, syaikh juga menyerukan memboikot barang produksi Zionis dan apapun itu yang berhubungan dengan Zionisme.

Masalah Palestina pun merembet pada tuduhan pada syaikh Awadh. Syaikh dituduh mendanai IM dengan melakukan pelanggaran pencucian uang senilai 2 juta dan 800 ribu euro yang dikumpulkan dari kejahatan untuk penyediaan dana. Syaikh menyangkal tuduhan itu dan menganggap itu hanyalah serangan yang dilontarkan padanyay setelah ia berani berfatwa soal sikap kepada Zionis.

Soal Ikhwanul Muslimin, syaikh mengatakan bahwa pemikiran IM di Arab Saudi telah menyebar dan banyak mempengaruhi tanpa adanya bentuk organisasi yang formal. Maka dari itu syaikh menyangkal adanya organisasi resmi dan ia terlibat didalamnya karena memang tidak ada bukti. Ia pun memperjelas kembali bahwa sebab tidak adanya IM di Saudi adalah karena memang tidak ada kebutuhan untuk mendirikannya bukan karena ketidakbolehan atau larangan untuk membentuknya.

Penangkapan syaikh Awadh Al-Qarni

Seperti yang telah dikemukakan di awal bahwa syaikh Awadh dan syaikh Salman ditangkap dengan tuduhan yang sama atas dukungannya untuk Qatar. Sekali lagi dicekal berbarengan dengan 20 orang lebih di hari yang sama karena tuduhan yang sama. Dari kedua puluh orang itu mayoritas adalah ulama. Penahanan syaikh Awad berdasar pada sikap yang terlihat melalui postingan-postingan di media sosial.

Sampai sekarang belum diketahui secara jelas bagaimana nasib syaikh Awadh Al-Qarni hafidzahullah. Semoga Allah meneguhkan hatinya di jalan Al-Haq. Wallahu a’lam bi shawab.

Penulis: Dhani El_Ashim
Editor: Arju

Sumber

  1. https://www.almrsal.com
  2. http://www.ikhwanwiki.com
  3. http://www.masrawy.com
  4. www.nlpindonesia.com

Related Post