Hasil Survei : Jaang-Awang FH  Menang di Pilgub Kaltim

Selasa, 19 Juni 2018 | 8:57 pm | 1057 Views |
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
                                                                     

 

SAMARINDA, SUARAKALTIM.com – Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kaltim digelar pada 27 Juni nanti. Pelaksanaan Pilkada Serentak 2018 hanya satu putaran. Termasuk 1  kabupaten di Kaltim, yaitu Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).

Tak ada pemilihan atau pemungutan suara ulang terkait dengan perolehan suara. Beda halnya dengan Pilgub DKI Jakarta. Dalam aturan Pilgub DKI Jakarta, putaran kedua bisa terjadi jika suara paslon tidak di atas 50 persen. Hal itu tercantum dalam PKPU Nomor 6 Tahun 2016.

Lalu bagaimana gambaran peluang tingkat keterpilihan atau elektabilitas empat pasangan calon (paslon)  gubernur-wakil gubernur Kaltim?

Lembaga Informasi Kerakyatan (LINK) melakukan survei  elektabilitas  calon di  Pilgub Kaltim.  Hasil survei terbaru, pasangan Calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim nomor urut 2, H. Syaharie Jaang-H. Awang Ferdian Hidayat lebih unggul  dibandingkan dengan tiga paslon lainnya.

  Hasil survei elektabilitas  calon di  Pilgub Kaltim. terbaru, pasangan Calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim nomor urut 2, H. Syaharie Jaang-H. Awang Ferdian Hidayat lebih unggul  dibandingkan dengan tiga paslon lainnya.

Ada empat paslon gubernur dan wakil gubernur Kaltim. Yaitu nomor urut 1 Sofyan Hasdam- Rizal Effendi, nomor urut 2 Syaharie Jaang-HAwang Ferdian Hidayat, nomor 3 Isran Noor-Hadi Mulyadi dan nomor 4 Rusmadi-Safaruddin.

Untuk tingkat popularitas dan disukai, ditujukan secara perseorangan. Hasilnya, Syaharie Jaang paling teratas, dengan tingkat popularitas sebesar 82,5% dengan tingkat disukai 79,2%.  Disusul Hadi Mulyadi  dengan tingkat popularitas 65,1% dengan disukai sebanyak 68,9%.

Selanjutnya ada  Rusmadi dengan tingkat popularitas 58,9% dan disukai 56,0%. Diikuti Rizal Effendi  dengan tingkat popularitas 56,7% dan disukai 62,8%. Kemudian  Awang Ferdian Hidayat tingkat popularitas 55,1% dan disukai 67,5%. Dilanjutkan oleh Sofyan Hasdam  dengan tingkat popularitas 50,5% dan disukai sebanyak 54,1%.

Selanjutnya ada Isran Noor dengan tingkat popularitas 48,3% dan disukai 47,8%. Terakhir, ada Safaruddin  dengan tingkat popularitas 46,3% dan disukai 57,3%.

Sementara itu, tingkat elektabilitas pasangan cagub dan cawagub dengan nilai tertinggi adalah Syaharie Jaang-Awang Ferdian Hidayat sebanyak 37,3%, disusul Isran Noor-Hadi Mulyadi  28,6 %, kemudian Rusmadi-Safaruddin 12,7%, dan terakhir pasangan Sofyan Hasdam-Rizal Effendi  9,6%. Sementara itu, untuk responden yang menjawab tidak tahu atau tidak  menjawab sebanyak 12,8%.

‘’12,8 persen undecided voters itu akan menjadi curuk yang menentukan, untuk paslon urutan pertama dan kedua, ’’ kata Direktur LINK Noor Rakhmad. dalam siaran pers yang diterima redaksi www.suarakaltim.com.

Syaharie Jaang menempati posisi teratas untuk tingkat popularitas dan disukai, ditujukan secara perseorangan. Di antaranya karena, responden lebih melihat kepada figur dan rekam jejak yang baik.

Syaharie Jaang menempati posisi teratas untuk tingkat popularitas dan disukai, ditujukan secara perseorangan. Di antaranya karena, responden lebih melihat kepada figur dan rekam jejak yang baik.  

Jaang dikenal sebagai pribadi yang  santun,  rendah hati, tidak arogan, aktif dalam  kegiatan keagamaan dan dekat dengan ulama, komunikatif dengan masyarakat, bersih (tidak tersangkut masalah berat korupsi).   Jaang juga memiliki rekam jejak yang baik.  Jaang juga dinilai figur yang bisa mempersatukan/memberikan jaminan semua etnis hidup damai di Kaltim. Alasan lainnya,  karena Jaang putra asli daerah Kaltim,  Pasangan Jaang (Cawagub), Awang Ferdian juga putra asli daerah.

Responden (tidak hanya di Samarinda, tapi seluruh kota dan kabupaten di Kaltim) menilai Jaang cukup berhasil ketika memimpin Samarinda. Terutama pembangunan infrastruktur, seperti jalan, flyover, jembatan, bandara dan taman-taman kota.  Responden di kabupaten dan kota menilai pembangunan kota Samarinda sangat pesat. Begitu pula dengan pengembangan kota.  Responden dari beberapa kabupaten dan kota mengaku puas melihat kota Samarinda  sekarang. Responden menuliskan harapan,  pembangunan  kabupaten dan kota lainnya di Kaltim terutama perbaikan infrastruktur  juga sama diperlakukan seperti di Samarinda. Responden juga lebih percaya kepada Syaharie Jaang dibandingkan dengan 3 calon gubernur lainnya, yaitu Sofyan Hasdam, isran Noor dan Rusmadi.

Responden (tidak hanya di Samarinda, tapi seluruh kota dan kabupaten di Kaltim) menilai Jaang cukup berhasil ketika memimpin Samarinda. Terutama pembangunan infrastruktur, seperti jalan, flyover, jembatan, bandara dan

taman-taman kota.  

Responden di kabupaten dan kota menilai pembangunan kota Samarinda sangat pesat. Begitu pula dengan pengembangan kota.  Responden dari beberapa kabupaten dan kota mengaku puas melihat kota Samarinda  sekarang. Responden menuliskan harapan,  pembangunan  kabupaten dan kota lainnya di Kaltim terutama perbaikan infrastruktur  juga sama diperlakukan seperti di Samarinda. Responden juga lebih percaya kepada Syaharie Jaang dibandingkan dengan 3 calon gubernur lainnya, yaitu Sofyan Hasdam, isran Noor dan Rusmadi.

Kampanye negatip yang dilakukan terhadap Jaang, seperti kegagalan mengatasi banjir secara umum kurang berpengaruh.  Karena responden juga tidak percaya dengan figur yang ada untuk mengatasi banjir, di Samarinda dan di Balikpapan.

Teratas kedua, setelah Jaang, malah ditempati Hadi Mulyadi, cawagub Isran Noor.  Responden juga lebih melihat figur. Hadi Mulyadi dinilai cukup santun dan religius. Namun untuk kedekatan dan keaktifan dalam kegiatan keagamaan, Hadi Mulyadi kalah populer dibanding Jaang.  Hadi Mulyadi populer hanya pada kalangan tertentu. Sedangkan Jaang lebih luas.

Untuk rekam jejak, responden juga umumnya menjawab tidak tahu apa yang sudah dilakukan Hadi Mulyadi.  Padahal Hadi sebelum menjadi anggota DPR RI adalah anggota DPRD Kaltim.  

Untuk rekam jejak, responden juga umumnya menjawab tidak tahu apa yang sudah dilakukan Hadi Mulyadi.  Padahal Hadi sebelum menjadi anggota DPR RI adalah anggota DPRD Kaltim.  

Untuk figur Isran Noor,  responden banyak menilai  Isran Noor nampak arogan (dketahui saat acara debat di televisi).  Beberapa responden menyebut, tidak mengerti yang dimaksud berani seperti yang ditulis di spanduk-spanduk Isran Noor-Hadi Mulyadi. Juga tidak mendapat informasi yang banyak apa maksud berani untuk Kaltim. Responden wilayah perkotaan di Samarinda, Balikpapan dan Tenggarong menyebut, bila alasannya berani kepada pemerintah pusat, bukankah gubernur itu perpanjangan tangan dari pemerintah pusat di daerah.

Responden menilai atau bila diberikan pilihan,  figur Hadi lebih baik dari Isran Noor, dan lebih pantas menjadi Cagub, sedangkan Isran lebih cocok menjadi Cawagub Hadi Mulyadi.  Isran berada di urutan nomor 2 dari bawah atau nomor 7 dari atas, setelah  Safaruddin yang berada di urutan terakhir.  Isran kurang populer dan kurang disuka dibandingkan Cawagubnya Hadi Mulyadi. Isran juga dinilai kurang berhasil saat menjadi bupati Kutai Timur (Kutim).

Untuk Safaruddin, responden menyebutkan baru  mengetahui, dan menyebut dari polisi. Beberapa responden yang menyebut  baru mengenal, menilai Safaruddin sebagai figur yang ramah. Untuk rekam jejak, responden umumnya menjawab tidak tahu/belum tahu.

Sekalipun kurang populer dibanding Syaharie Jaang dan  Hadi Mulyadi, tapi figur Rusmadi dinilai responden lebih populer dari Rizal Effendi dan Sofyan Hasdam. Rusmadi dikenal merata di beberapa kabupaten dan kota di Kaltim. 

Rusmadi juga dinilai sedikit lebih cerdas. Responden menjawab mengetahui dari acara debat di televisi. Namun responden menuliskan Rusmadi belum terbukti dan teruji sebagai kepala daerah.  Seperti diketahui, Rusmadi dibandingkan calon lainnya, belum pernah menjabat sebagai bupati atau walikota.

Awang Ferdian Hidayat berdasarkan hasil survei lebih populer dan disukai dari Sofyan Hasdam. Sofyan Hasdam lebih lebih populer dan disuka dari Isran Noor.  Namun Awang FH dinilai lebih populer dan dsiuka dari keduanya, Sofyan Hasdam dan Isran Noor.  Awang Ferdian dinilai bersih. Responden yang menyukai Awang Ferdian lebih banyak di Kukar, Samarinda dan Kutim. Di kabupaten dan kota lainnya ada pula, namun jumlahnya signifikan.

Awang Ferdian Hidayat berdasarkan hasil survei lebih populer dan disukai dari Sofyan Hasdam. Sofyan Hasdam lebih lebih populer dan disuka dari Isran Noor.  Namun Awang FH dinilai lebih populer dan dsiuka dari keduanya, Sofyan Hasdam dan Isran Noor.  Awang Ferdian dinilai bersih. Responden yang menyukai Awang Ferdian lebih banyak di Kukar, Samarinda dan Kutim. Di kabupaten dan kota lainnya ada pula, namun jumlahnya signifikan

Nilai tertinggi elektabilitas untuk pasangan cagub-cawagub Syaharie  Jaang-Awang Ferdian Hidayat, yaitu di Samarinda, Kukar, Kubar,  Mahakam Hulu (Mahulu), Paser dan Penajam Paser Utara. Namun, Jaang-Awang Ferdi juga  mampu bersaing di Berau dan Kutim dengan paslon Isran Noor-Hadi Mulyadi.  Jaang-Awang juga bersaing dengan Sofyan Hasdam-Rizal Effendi di Bontang. Di Kukar, Sofyan Hasdam-Rizal Effendi di bawah  Jaang-Awang, dengan selisih yang cukup jauh.

Nilai tertinggi elektabilitas untuk pasangan cagub-cawagub Syaharie  Jaang-Awang Ferdian Hidayat, yaitu di Samarinda, Kukar, Kubar,  Mahakam Hulu (Mahulu), Paser dan Penajam Paser Utara. Namun, Jaang-Awang Ferdi juga  mampu bersaing di Berau dan Kutim dengan paslon Isran Noor-Hadi Mulyadi.  Jaang-Awang juga bersaing dengan Sofyan Hasdam-Rizal Effendi di Bontang. Di Kukar, Sofyan Hasdam-Rizal Effendi di bawah  Jaang-Awang, dengan selisih yang cukup jauh.

Di Balikpapan,  Isran Noor-Hadi Mulyadi dan Sofyan Hasdam-Rizal Effendi  selisih sedikit.  Sedangkan Jaang-Awang Ferdi cukup memperoleh suara dukungan signifikan.

Dari survei, Sofyan Hasdam juga kalah populer dan kalah disuka dibandingkan cawagubnya Rizal Effendi.  Sama seperti paslon Isran-Hadi, responden juga menjawab/alasan,  lebih pantas dan cocok, bila Rizal yang menjadi Cagub dan Sofyan Hasdam yang menjadi Cawagubnya.

Dari survei, Sofyan Hasdam juga kalah populer dan kalah disuka dibandingkan cawagubnya Rizal Effendi.  Sama seperti paslon Isran-Hadi, responden juga menjawab/alasan,  lebih pantas dan cocok, bila Rizal yang menjadi Cagub dan Sofyan Hasdam yang menjadi Cawagubnya.

Berdasarkan hasil survei,  LINK menyebutkan,  ajang kontestasi Pilgub Kaltim ini juga menunjukkan kurang berperannya partai-partai  yang memperoleh banyak suara partai (menang) dalam pemilu 2014 lalu. Seperti Partai Golkar tidak berdampak kepada elektabilitas Sofyan Hasdam-Rizal Effendi, yang diusung Partai Golkar, partai pemenang pemilu 2014 di Kaltim. Begitupula PDIP tidak berdampak dengan naiknya elektabilitas pasangan yang diusung PDIP, yaitu Rusmadi-Safaruddin.

Menurut Noor Rakhmad dalam siaran persnya menyebutkan  survei LINK  dilakukan pada 2 Juni-13 Juni  melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner oleh pewawancara (enumerator) terlatih di beberapa kabupaten dan kota di Kaltim.   Ada 3000 responden yang diwawancara, yang tersebar secara proporsional di seluruh kabupaten dan kota di Kaltim. Responden lebih banyak di Samarinda, Balikpapan dan Kukar.  Survei ini memiliki nirpencuplikan penelitian atau margin of error sebesar +/- 2,9 persen  dengan tingkat kepercayaan 95%.

.”Penarikan sampel dilakukan dengan metode multistage random sampling dengan mempertimbangkan jumlah sampel dengan jumlah pemilih di setiap kabupaten dan kota. Samarinda, Balikpapan dan Kukar dengan jumlah pemilih yang banyak penarikan sampelnya juga lebih banyak,”  kata Noor Rakhmad ketika dikonfirmasi kembali,  Selasa (19/6).

Menurut Noor Rakhmad,  hasil survei setelah debat sesi ke tiga atau debat terakhir, yang rencananya akan dilaksanakan Jumat tanggal  22 Juni   pengaruhnya kecil. 

Noor Rakhmad memprediksi, paslon nomor 2 akan memenangkan Pilgub Kaltim 2018,  sesuai dengan hasil survei,  bila tidak terjadi money politik dan kecurangan dalam pemungutan dan penghitungan suara. 

Noor Rakhmad memprediksi, paslon nomor 2 akan memenangkan Pilgub Kaltim 2018,  sesuai dengan hasil survei,  bila tidak terjadi money politik dan kecurangan dalam pemungutan dan penghitungan suara. 

Walaupun, lanjut Noor Rakhmad,, unggul di survei tidak menjamin akan  menang di Pilgub (saat pemungutan dan penghitungan suara)  ‘’Namun itu hanya beberapa kasus saja,’di beberapa daerah, ’ tukas Noor Rakhmad, seraya menyebutkan biaya survei berasal dari dana LINK sendiri.

 ‘’ Bila dilihat dari hasil survei, ’12,8 persen undecided voters, maka  itu akan menjadi curuk yang menentukan, dan akan rawan bila terjadi money politik. Titik rawan lainnya yang membuat hasil survei bisa berbeda karena adanya kecurangan-kecurangan saat proses pemungutan dan penghitungan suara, ’’  kata Noor Rakhmad.

Untuk meminimalisir kecurangan saat pemungutan dan pemilihan, saran Noor Rakhmad,  maka saksi menjadi salah satu faktor penting. *

 

 

 

Related Post