Dibalik Keutamaan Mengucapkan “Amiin” dalam Shalat Jamaah

Selasa, 19 Juni 2018 | 5:44 am | 383 Views |
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
                                                                     

SUARAKALTIM.com– Shalat lima waktu secara berjamaah memang menyimpan pahala yang cukup berlimpah. Sangat berbeda ketika dilaksanakan sendirian. Selain berbeda sampai dua puluh tujuh derajat, ternyata dalam shalat berjamaah juga menyimpan banyak keutamaan lainnya. salah satunya adalah saat mengucapkan amiin ketika imam selesai membaca al-Fatihah.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

إذا قال الإمام غير المغضوب عليهم ولا الضالين، فقولوا : آمين، فإنه من وافق قوله قول الملائكه غفر له ما تقدم من ذنبه

“Apabila imam usai membaca, ‘Ghairil maghdhûbi ‘alaihim waladh dhâllîn,’ maka ucapkan, ‘Amiin,’ karena barang siapa yang ucapan (amin)nya berbarengan dengan ucapan (amin) malaikat, dosanya yang telah lalu diampuni’.” (HR. Bukhari Muslim)

Membaca “Amiin” di belakang imam pahalanya besar dan memiliki banyak kebaikan yang tidak didapatkan orang yang shalat sendirian, karena sejumlah alasan:

Pertama, malaikat mengucapkan amin bersama orang-orang yang shalat. Maksudnya—wallahu a’lamsebagian malaikat yang diizinkan untuk mengucapkan “Amiin” bersama imam, bukan
semuanya. Secara lahir seperti itu. (Fathul Bâry, II/265).
Kedua, orang yang ucapan aminnya berbarengan dengan ucapan amin malaikat, dosa-dosanya yang telah lalu diampuni.

Ketiga, Allah mengabulkan doa mereka. Tiga hal tersebut menunjukkan keutamaan dan perhatian mengucapkan “Amiin.” Keutamaan ini hanya berlaku bagi orang yang datang ke masjid dan menghadiri ucapan “Amiin” imam.

 

Perhatikanlah, bagaimana ucapan yang ringan dan tidak memerlukan banyak tenaga ini bisa memberikan sejumlah keutamaan, di mana yang paling penting adalah ampunan dosa dan terkabulnya doa. Ini merupakan karunia dan nikmat Allah.

Diriwayatkan dari Aisyah ra, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Tidaklah Yahudi dengki pada kalian atas suatu hal, melebihi kedengkian mereka pada kalian atas salam dan ucapan amin.” (HR. Ibnu Majah)

Sabda Nabi SAW dalam hadits sebelumnya, Apabila imam mengucapkan ‘Amiin,’ maka ucapkanlah, ‘Amiin, secara tekstual menunjukkan makmum mengucapkan amin setelah imam, karena disebut secara berurutan dengan huruf fa`. Hanya saja hadits “Apabila imam usai membaca, ‘Ghairil maghdhûbi ‘alaihim waladh dhâllîn,’ maka ucapkan, ‘Amiin’,” menunjukkan ucapan amin makmum berbarengan dengan ucapan amin imam agar berbarengan dengan ucapan amin para malaikat di langit. Sebab, amin diucapkan untuk bacaan imam, bukan untuk ucapan amin si imam, karena itu ucapan amin makmum berbarengan dengan imam, tidak setelahnya. Dengan demikian, makna sabda Nabin, “Apabila imam mengucapkan ‘Amiin’, maka ucapkan ‘Amiin’,” yaitu apabila imam mulai mengucapkan “Amiin.”

Ini diperkuat hadits Abu Hurairah dengan matan, Apabila imam usai membaca, ‘Ghairil maghdhûbi ‘alaihim waladh dhâllîn,’ maka ucapkan, ‘Amiin,’ karena para malaikat mengucapkan, ‘Amiin’ dan imam (juga) mengucapkan, ‘Amiin,’ maka barang siapa yang ucapan aminnya bertepatan dengan ucapan amin malaikat, dosanya yang telah lalu diampuni’,” (HR. Ahmad dan An-Nasa`i)

Nabi SAW menyebutkan alasannya, yaitu agar berbarengan dengan ucapan amin imam dan malaikat. Karena itu ulama menyatakan, makmum tidak dianjurkan berbarengan dengan imam dalam hal apa pun, selain ucapan “Amiin.” Wallahu a’lam!

Fakhruddin

Sumber: Buku “Ensiklopedi Shalat” Karya Abu Abdirrahman Adil Bin Sa’ad, Penerbit Ummul Qura Jakarta/kiblat.net

Related Post