BNPB: Di Ibu Kota Baru Ada Potensi Banjir dan Tsunami , BMKG : Relatif Aman Dibanding yang Lain

Minggu, 1 September 2019 | 7:17 am | 306 Views |
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
                                                                     

SUARAKALTIM.COM – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan calon ibu kota baru di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur termasuk wilayah yang berpotensi banjir dan tsunami.

Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB Bernardus Wisnu Widjaya menyebut, potensi banjir ini terutama terjadi di kawasan muara, sungai, dan wilayah dekat pantai.

“Potensi banjir ada lebih banyak di muara-muara sungai dekat pantai. Kemudian kalau di sebelah utara atau daerah perbatasan relatif hijau,” ujar Wisnu di gedung Graha BNPB, Jakarta Timur, Jumat (30/8).

Sementara potensi tsunami yang terjadi, kata Wisnu, berada di pinggir pantai Kalimantan yang berada di zona hijau. Potensi tsunami ini tak lepas dari risiko gempa di Sulawesi yang berimbas ke daerah pantai Kalimantan.

 

“Ancaman selain banjir adalah masalah tsunami karena pengaruh tsunami Sulawesi yang memang sangat ramai dari ancaman bencananya. Tapi di ibu kota baru ini skala atau indeks baiknya, rendah,” kata dia.

Meski demikian, lanjut Wisnu, risiko banjir dan tsunami di calon ibu kota baru ini bersifat dinamis. Ia menekankan yang terpenting saat ini bukan memperhitungkan bencana yang akan datang melainkan menyiapkan tata ruang yang berbasis risiko bencana.

“Kalau kita tidak bisa mengelola masalah lingkungan, itu yang akibatnya bisa banjir ke mana-mana nanti. Oleh karena itu, ke depan dari ancaman ini adalah bagaimana tata ruang nanti disiapkan,” ucap Wisnu.

Berkaca dari lokasi yang berpotensi banjir dan tsunami tersebut, menurut Wisnu, pemerintah harus memastikan bahwa wilayah itu bersih dari permukiman. Artinya, wilayah itu tak digunakan sebagai daerah permukiman atau aktivitas.

“Saya tegaskan selama tata ruangnya bisa dibuat dan dikendalikan sebaik-baiknya, risiko terjadi bencana tidak akan terjadi,” tuturnya.

 

Aman dari Gempa

Sementara itu Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono memastikan dua kabupaten yang menjadi calon ibu kota baru itu relatif aman dari ancaman gempa bumi dan tsunami.

Pasalnya, tak ada sesar aktif yang bisa menimbulkan gempa bumi seperti di beberapa kawasan Pulau Jawa dan Sumatera.

“Jadi kondisinya relatif aman dibanding (pulau lainnya),” kata Daryono.

Kendati demikian, ia tak menjamin wilayah Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara ini 100 persen aman dari ancaman gempa. Sebab, sumber gempa justru ada di wilayah sekitar lokasi tersebut meski tak berpotensi menimbulkan gempa besar.

“Memang ada sumber gempa, itu ada di utara, di Berau dan Kutai Timur. Lalu di selatan ada di Paser,” ucapnya.

Daryono mengatakan di wilayah tersebut memang pernah terjadi gempa namun masih tergolong rendah yakni 3 hingga 5 magnitudo. Ia memastikan kondisi seismik dan tektonik di wilayah itu masih lebih rendah jika dibandingkan dengan pulau lain di Indonesia.

“Yang penting kondisi calon ibu kota ini belum ditemukan sesar aktif,” katanya.

Saat ini, lanjut dia, hal pertama yang perlu dipikirkan bukan mengukur potensi bencana yang akan terjadi melainkan membangun langkah mitigasi bencana di calon ibu kota baru.

Menurutnya, dalam pembangunan permukiman hingga ruang kantor tetap diperlukan pengendalian tata ruang berbasis risiko bencana.

“Kita harus mulai maju, itu semua bisa disolusikan dengan teknologi mitigasi yang ada. Di samping calon ibu kota itu relatif aman, tapi tetap diperhatikan aspek mitigasinya,” ucap Daryono.

Presiden Joko Widodo sebelumnya telah memastikan ibu kota baru berada di dua kabupaten di Kaltim yakni Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara. Mantan wali kota Solo ini beralasan Kaltim dipilih karena pertimbangan strategis dan kebencanaan. Selain itu lokasi geografinya berada di tengah kepulauan Indonesia. [cnn]

Related Post