“Ada juga di tempat saya. Mobil, motor, sapi, semua dijual. Katanya 4 tahun lagi mau kiamat. Orangtua, anak dan istri dibawa ke Malang, katanya mau ibadah,” tulis warganet Muhtar Tatung.
SuaraKaltim.com– Sebanyak 52 warga atau 16 kepala keluarga di Desa Watubonang, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, melakukan eksodus ke daerah Malang, gara-gara terindoktrinasi mengenai kiamat sudah dekat.
Bahkan, puluhan warga tersebut telah menjual rumah dan tanah, serta harta bendanya guna memperdalam ilmu sekte di Malang yang juga menubuatkan kiamat nantinya kali pertama melanda Desa Watubonang.
Hal tersebut terungkap setelah warganet bernama Rizki Ahmad Ridho mengunggah tulisan mengenai hal tersebut di laman komunitas Info Cegatan Warga Ponorogo (ICWP).
‘Seng omahe watu bonang enek ora jarene lemah podo di dol gek pindah neng malang kae kronologine pie. Seng 2 kerungu-kerungu jarene kenek doktrin seng kiamat disek dewe daerah kono gek jarene neh kui gae jaket MUSA AS. Kui aliran opo lurrr. Samarku mbat brawek neg daera-daerah lio’
Artinya, “Kalian yang rumahnya di Desa Watubonang ada atau tidak? Katanya tanah di Watubonang dijual, lalu pindah ke Malang. Kronologinya bagaimana? Yang dua katanya dapat doktrin kiamat paling dulu di daerah Watubonang. Katanya lagi mereka pergi pakai jaket Musa AS. Aliran apa itu? Kahawatir menyebar.”
Dalam kolom komentar, sejumlah warganet asal Ponorogo mengakui adanya fenomena tersebut.
“Ada juga di tempat saya. Mobil, motor, sapi, semua dijual. Katanya 4 tahun lagi mau kiamat. Orangtua, anak dan istri dibawa ke Malang, katanya mau ibadah,” tulis warganet Muhtar Tatung.
Hal yang sama juga dituturkan warganet bernama Dani Putra Hato. “Ada juga di daerah saya yang jual rumah dan semuanya, ikut gila pergi ke Malang.”
Kepala Dusun Krajan Desa Watu Bonang, Sogi (40) membenarkan informasi yang menyebutkan banyak warga setempat pergi ke Malang.
Sogi mengemukakan, sedikitnya ada 16 keluarga yang pergi dari desa tersebut.
“Mereka perginya tidak bersamaan, mulainya sudah sebulan yang lalu,” katanya di rumahnya, Rabu (13/3/2019).
Sogi mengungkapkan tidak semua warga yang pergi ke Malang tersebut menjual rumah maupun tanah mereka. Hanya ada tiga keluarga yang menjual untuk biaya pergi ke Malang.
Berdasarkan informasi yang didapat Sogi, kebanyakan warga yang ke Malang hanya bilang hendak menuntut ilmu di salah satu pondok pesantren di daerah Desa Sukosari, Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang.
“Yang jual rumah kami tanya jawabnya seperti itu. Ke Malang untuk menuntut ilmu,” ucapnya.
Lebih jauh, Sogi menjelaskan kebanyakan dari warga yang pergi membawa seluruh sanak keluarga. Sehingga, lanjutnya, ada yang rumahnya dikosongkan bahkan sampai dijual.
“Keluarganya juga dibawa ke Malang,” lanjutnya.
Saat dikonfirmasi masalah yang melatarbelakangi eksodus tersebut, Sogi memastikan tidak ada masalah dengan tetangga.
Dia justru menyebut mayoritas warga yang pergi ke Malang tersebut, secara sosial berperilaku baik. Pun mereka memiliki ilmu agama yang cukup mumpuni.
”Saya kira tidak ada masalah dengan warga lain,” ucapnya. {suara.com}
BACA JUGA :
- Ribuan Masyarakat Hadiri Kampanye Prabowo : ” Kalau Begini 17 April Kita Menang” Menang
- Ridwan Kamil Sibuk Kampanye, Rizal Ramli: Pinjem Gubernur Jakarta Boleh?
- Tidak Punya Modal, Caleg Gorontalo dari Gerindra Ini Bikin Spanduk dari Karung Bekas
- Prabowo Berpeluang “Depak” Jokowi Dari Istana
- Prabowo: Ada Pihak yang Suka Janji Saat Pemilu, Ketika Berkuasa Lupa
- Tagar #PrabowoTheNextLeader Kuasai Jagad Twitter Sejak Senin Kemarin
- Ditegur Prabowo, Petugas Mabes Polri Akui Kesalahan dan Meminta Maaf
- Pernyataan Agum Gumelar Soal Prabowo Pelanggar HAM, Hidangan Basi Bisa Muntah
- Nitizen Termakan Hoaks, Prabowo Bukan Mengusir, Tapi Suruh Aparat Minta Maaf ke Rakyat yang Dikasari, Baca Faktanya
- BPN: Elektabilitas Prabowo Naik Terus Ungguli Jokowi