Pesan Walikota Achmad Amins :PNS Itu Jangan Seperti Pahat, Dipukul Kepalanya Dulu Baru Kerja

  “Jangan Bisanya Memujung-mujungi ….” Suara Kaltim – Sebentar lagi, Walikota Samarinda bapak H Syaharie Ja’ang akan melakukan pelantikan pejabat di eselon III dan IV. Pesan ini sepertinya jg berlaku utk walikota lainnya, bupati atau gubernur. Saya ingin titip dan mengingatkan kembali pesan alm. H. Achmad Amins berkaitan ini, yang dirangkum saat beliau menjabat sbg

Lukman Said, Walikota Samarinda yang Saya Kenal

  Suara Kaltim – SAYA mencari-cari di google, tak ada foto Lukman Said, mantan Walikota Samarinda. Kemarin, saya menemukan foto beliau di sela-sela tumpukan kertas, yang mau saya bakar. Sayangnya sedikit rusak. Dan saya belum memperbaikinya melalui photoshop. Nanti akan saya carikan lagi foto yang bagus. Agar generasi baru bisa mengenal figur yang pernah memimpin

KAMPAK, Organisasi Pelajar-Mahasiwa Kaltim Menolak Komunis Tahun 1965

  Suara Kaltim – Tragedi yang terjadi pada dini hari tanggal 1 Oktober 1965 menjadikan PKI tertuduh. Pasca pemberontakan G-30 PKI, sentimen anti komunis di Jakarta juga menjalar ke daerah-daerah di Indonesia. Termasuk adanya unjuk rasa yang dilakukan pelajar dan mahasiswa di Kaltim, yang terjadi di Samarinda di bulan Oktober 1965. Aksi pelajar dan mahasiswa

Fuad Arieph, Syaharie Jaang dan Saya

Suara Kaltim – Saya ingin memberi judul tulisan berlatar belakang antara tahun 1999 hingga 2010 ini : Takdir Jaang. Atau Ponton Kosong. Atau kawan-kawan punya judul lainnya, yang lebih menarik? Ponton kosong di sini, juga tidak sepenuhnya kosong, karena ternyata di dalamnya ada jimat keberuntungan. Sebelumnya, di paragraf kedua ini, saya akan memulainya dengan pertanyaan

Sejarah Eksplorasi Kolonial Di Borneo (Di Pedalaman Borneo: Perjalanan dari Pontianak ke Samarinda 1894)

  Judul di atas merupakan bagian pendahuluan buku yang berjudul “Di Pedalaman Borneo: Perjalanan dari Pontianak ke Samarinda 1894” karya Dr. Anton W. Nieuwenhuis yang diterbtkan oleh Gramedia Pustaka utama.  Bagian pendahuluan ini ditulis oleh Bernard Sellato, seorang pakar geologi yang banyak menulis buku tentang Pulau Kalimantan (Borneo). Melalui penayangan bagian pendahuluan ini, kami berharap

Widiya Sinaga dan Yael Sinaga, Dua wartawan Muda dari Medan Peraih Penghargaan Jurnalisme

  Suara Kaltim – Yael Sinaga dan Widiya Hastuti, dua wartawan muda dari Medan, meraih Penghargaan Oktovianus Pogau untuk keberanian dalam jurnalisme dari Yayasan Pantau. Sinaga dan Hastuti berani lakukan gugatan hukum terhadap rektor Universitas Sumatera Utara Runtung Sitepu, yang memberhentikan semua awak redaksi, thus membredel media mahasiswa Suara USU pada Maret 2019. Mereka kalah di pengadilan

Delik Makar yang Tertolak tapi Dipaksakan: Bukti-bukti Sultan Hamid II Bukan Pemberontak (2)

Oleh: Hanafi Mohan   Sultan Hamid II tak terbukti di persidangan tapi karena alasan politis harus dihukum di masa revolusi terhadap bangsa yang sedang belajar. Sistem pengadilan yang digunakan untuk Sultan Hamid II adalah untuk tingkat pertama dan terakhir. Artinya persidangan kasus Sultan Hamid II tersebut merupakan Forum Previlegiatum di Indonesia yang pelaksanaannya pernah diberlakukan

Tesis Anshari Dimyati yang Teruji: Pemulihan Nama Baik Sultan Hamid II (1)

  Oleh: Hanafi Mohan “Teruntuk Pemimpin Negeri Khatulistiwaku; Allahyarham Tuanku Sultan Syarif Hamid Al-Qadrie (Sultan Hamid II), ku persembahkan pembelaanku untukmu”. Ribuan orang menyaksikan “persidangan tak adil” Sultan Hamid II di Lapangan Banteng-Jakarta, 8 April 1953. Foto: Equator-news.com Begitulah yang dinyatakan oleh Anshari Dimyati, mahasiswa Magister Hukum Universitas Indonesia menjelang Sidang Terbuka untuk mempertahankan tesisnya

Misteri Lenyapnya George Muller Utusan Belanda di Borneo

  Setelah meneken perjanjian dengan Kesultanan Kutai Kertanegara, utusan pemerintah Belanda lenyap di Borneo. Nama Muller diabadikan menjadi nama gunung di perbatasan antara Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur Suara Kaltim –  DI perbatasan antara Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur terdapat Pegunungan Muller. Keanekaragaman hayatinya penting untuk menjaga kelestarian tiga sungai terbesar di Kalimantan: Kapuas, Barito,

Horas Siregar, Wartawan Pejuang Setelah 2 Kali Dipenjara Belanda, Hukuman ke 3 Diusir Keluar dari Kaltim

  FOTO. WARTAWAN TEMPO DOELOE. Jongkok kiri Hifnie Effendy, sampingnya Ardin Katoeng. Paling kanan Sjahranie Sjafei wartawan Masjarakat Baroe. Berdiri kanan, AA Adiwijaya (Pacifik). Satu-satunya perempuan Titiek Roelia (pembina). Foto diambil saat perpisahan dengan Pimpinan Umum SK Pembina, Anang Sulaiman (1955). dokumen : Oemar Dachlan   Suara Kaltim – Siapa wartawan yang paling ditakuti Belanda?