Teganya, Suami di Blitar Bunuh Istri dan Anaknya yang Baru Berusia 7 Bulan, Habis membunuh Buka Baju dan Azan

Minggu, 17 Februari 2019 | 7:34 pm | 1047 Views |
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
                                                                     
FOTO. Polisi bersama warga mengamankan Nardi (baju kotak-kotak), pelaku penusukan istri dan anaknya (kiri) dan salah satu keluarga korban menunjukkan foto pernikahan suami istri, Nardian dan Sri Dewi (kanan).foto surya.co.id/samsul hadi/istimewa 
 

 BLITAR,www.suarakaltim.com – Seorang suami di Dusun Sumbermanggis, Desa Sumberurip, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar, Nardi (33) tega mengahabisi nyawa istrinya, Sri Dewi (25).

Nardi menusuk istrinya menggunakan pisau dapur. Istrinya tewas bersimbah darah di lokasi. Anak pasangan suami istri itu yang masih berusia tujuh bulan juga ikut tewas.

Saat peristiwa penganiayaan terjadi, istrinya sedang menggendong anaknya yang masi bayi. Peristiwa yang menggegerkan warga Dusun Sumbermanggis itu terjadi Sabtu (16/2/2019) malam.

Pasangan suami istri itu sempat cekcok mulut terlebih dahulu. Warga sempat melerai pasangan suami istri.

Tapi, tak lama kemudian pasangan suami istri itu kembali bertengkar.

“Saat kejadian, di sini hujan deras. Warga sudah berusaha melerai, tapi keduanya tetap bertengkar,” kata Ketua RT 5 RW 4 Dusun Sumbermanggis, Desa Sumberurip, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar, Minggu (17/2/2019).

Warga tidak berani mendekat karena melihat Nardi membawa pisau dapur.

BACA JUGA     Suami Bunuh Istri dan Anak di Blitar, Ini 7 Fakta terkait Kasusnya

Nardi semakin kalap dan menusuk istrinya menggunakan pisau dapat. 
Saat itu, istrinya sedang menggendong anak mereka yang masih berusia tujuh bulan.

Anaknya juga terkena tusuk dan ikut meninggal.

“Mereka tinggal di rumah orangtuanya Sri Dewi. Orangtuanya sudah tua, juga tidak berani melarai,” ujarnya.

Puluhan warga sedang berkumpul menunggu kedatangan jenazah kedua korban di rumah duka, Dusun Sumbermanggis, Desa Sumberurip, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar, Minggu (17/2/2019).
Puluhan warga sedang berkumpul menunggu kedatangan jenazah kedua korban di rumah duka, Dusun Sumbermanggis, Desa Sumberurip, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar, Minggu (17/2/2019). (surya.co.id/samsul hadi)

Saat ini, warga berkumpul di rumah duka. Mereka menunggu jenazah kedua korban datang.

Saat ini jenazah kedua korban masih di RSUD Ngudi Waluyo.

Kasus pembunuhan itu sudah ditangani Polres Blitar. 

Setelah Bunuh Istri dan Bayinya, Nardi Lepas Baju Sambil Kumandangkan Adzan

 
Usai Bunuh Istri dan Bayinya, Suami di Blitar Itu Lepas Baju Sambil Kumandangkan Adzan
 
surya.co.id/samsul hadi/istimewa
 
Polisi bersama warga mengamankan Nardi (baju kotak-kotak), pelaku penusukan istri dan anaknya (kiri) dan salah satu keluarga korban menunjukkan foto pernikahan suami istri, Nardian dan Sri Dewi (kanan). 
 

– Nardian (38) alias Nardi, sempat melepas pakaiannya setelah menghabisi istrinya, Sri Dewi (29) dan anak keduanya, VK yang masih berusia tujuh bulan di rumah mertuanya Dusun Sumbermanggis, Desa Sumberurip, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar, Jawa Timur (Jatim) Sabtu (16/2/2019) malam.

Dalam kondisi telanjang bulat, Nardi berdiri di tengah jalan sambil mengumandangkan adzan.

Warga yang berkumpul di lokasi hanya melihat Nardi dari jarak jauh.

Tak lama kemudian polisi datang meringkus Nardi.

“Setelah kejadian, pelaku dalam kondisi telanjang sempat berjalan mondar-mandir di jalan depan rumah.

Lalu polisi datang mengamankannya,” kata Ketua RT 5 RW 4 Dusun Sumbermanggis, Hariono, Minggu (17/2/2019).

Informasi yang diperoleh di lokasi menyebutkan Nardi mengalami depresi sekitar dua minggu belakangan ini.

Nardi sering mengamuk seperti orang kesurupan.

Puncaknya, dua hari sebelum kejadian, pelaku mengamuk di rumah dan mengundang perhatian warga setempat.

“Akhir-akhir ini pelaku sering mengamuk seperti kesurupan tiap menjelang magrib. Keluarga sudah mencarikan obat ke orang pintar,” kata sepupu korban, Sri Dewi, Pasiati (33).

Menurut Pasiati, keluarga Nardi juga sudah mengantisipasi hal itu.

Makanya, malam sebelum kejadian itu, kedua orangtua Nardi juga berada di rumah besannya atau orangtua Sri Dewi, istri Nardi.

Mereka berkumpul di rumah orangtua Sri Dewi untuk berjaga-jaga kalau Nardi mengamuk lagi.

“Mungkin pelaku mencari lengahnya keluarga saat menusuk istri dan anaknya,” ujar Pasiati.

Ayah Sri Dewi, Supriadi mengatakan sempat menghadang menantunya, Nardi saat hendak menusuk anak dan cucunya.

Tetapi, Supriadi kalah kuat dan Nardi berhasil lolos dari pegangannya.

Selanjutnya, Supriadi keluar rumah dan mengetahui anak dan cucunya sudah tergeletak bersimbah darah di depan rumah.

Ketika di luar rumah, Supriadi sempat kembali memegangi menantunya. Tetapi, menantunya terus meronta-ronta.

Bahkan Supriadi sempat bergumul dengan menantunya di atas tanah.

Tiba-tiba, menantunya mengigit pipi kanan bagian kiri Supriadi.

Menantunya kembali lepas dari pegangannya.

“Warga juga sempat membantu memeganginya, tapi Nardi terus meronta-ronta,” kata Supriadi.

Kronologi kejadian

Polisi sudah menangkap Nardian alias Nardi, suami yang tega membunuh istrinya, Sri Dewi  dan anaknya, Vika Nadhira yang masih berusia tujuh bulan.

Saat ini, pelaku sudah diamankan di Polres Blitar.

“Pelaku sudah kami amankan, sekarang kami masih mendalami motif kasus itu,” kata Kasubag Humas Polres Blitar, Iptu M Burhanudin, Minggu (17/2/2019).

Pelaku saat itu baru saja selesai salat Isya.

Usai salat, pelaku duduk sendiri di dapur.

Selama ini, pelaku tinggal di rumah mertuanya.

Kebetulan di rumah mertuanya sedang ramai berkumpul para keluarga pelaku dan korban.

Kedua orangtua pelaku juga sedang berada di rumah itu.

Selanjutnya, pelaku berbincang dengan ibunya, Suparmi di ruang tamu.

Sedangkan istrinya, Sri Dewi mengobrol dengan keluarganya di ruang lain dekat gudang.

Mereka menunggu makan malam bersama.

Lalu, pelaku dari ruang tamu berjalan menuju gudang.

Pelaku sempat berdiri sebentar di dekat gudang dan berjalan menuju ke dapur.

Istrinya, Sri Dewi mengikuti pelaku yang berjalan menuju ke dapur.

Sri Dewi mengikuti pelaku sambil menggendong anak keduanya, VK yang masih berusia tujuh bulan.

Pelaku kembali dari dapur sudah memegang pisau.

Sri Dewi tetap mengikuti suaminya sambil bilang ‘buat apa pisau Pak Nar, istighfar’.

Tapi pelaku tetap diam sambil mengarahkan pisau ke istrinya.

Istrinya takut dan lari keluar rumah sambil berteriak minta tolong.

Sedangkan orangtua Sri Dewi, Supriadi berusaha menghadang pelaku di dalam rumah tapi tidak berhasil.

Sri Dewi sambil menggendong anaknya berusaha menutup pintu rumah dari luar.

Pelaku menarik pintu dari dalam rumah. Karena kalah kuat, pintu rumah berhasil dibuka oleh pelaku dari dalam. Setelah berhasil membuka pintu dari dalam, pelaku keluar dan menutup kembali pintu rumah.

Pelaku menutup pintu dengan keras akibatnya listrik rumah padam. Saat keluarga keluar rumah untuk menolong korban, posisi korban dan anaknya sudah terkapar bersimbah darah di tanah depan rumah.

Keluarga menemukan banyak luka tusukan di tubuh korban dan anaknya.  Keluarga dan warga segera menolong korban dan anaknya.

Sedangkan pelaku setelah menjatuhkan pisau masih meronta-meronta saat dipegang oleh warga lainnya.

Pelaku malah sempat menggigit pipi kanan bagian bawah mertuanya, Supriadi.

“Saat ini, jenazah kedua korban masih diotopsi. Polisi juga masih memeriksa kondisi pelaku,” kata Iptu M Burhanudin.  SURYA.co.id

Related Post