10 Cara Mengetahui Wanita Bercadar karena Ilmu dan yang Sekadar Ikut-ikutan

Kamis, 8 Maret 2018 | 7:54 am | 382 Views |
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
                                                                     

SUARAKALTIM.com– Penggunaan niqab atau cadar jadi perbincangan hangat beberapa hari terakhir. Pelarangan mahasiswi menggunakan penutup wajah di area kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta jadi isu nasional.

Nah, yang menarik, salah satu alasan yang dikemukakan pihak UIN yakni kekhawatiran cadar itu dijadikan kedok untuk melakukan praktik perjokian. Ini salah satu alasan yang disebutkan selain insiden mahasiswi yang mengibarkan bendera organisasi tertentu beberapa waktu lalu.

Para ulama berbeda pendapat tentang penggunaan cadar. Ada yang menghukuminya wajib dengan sejumlah dalil. Sebagian lainnya mengatakan sunnah dengan berbagai dalil pula.

Namun, di sini tidak akan diuraikan dalil-dalil tersebut. Hanya cara membedakan antara wanita yang bercadar karena mengetahui ilmunya dan yang mengenakannya karena ikut-ikutan tanpa mempelajari ilmunya. Lebih parah lagi, ada wanita yang mengenakan cadar saat tertimpa kasus, seperti korupsi dan lainnya. Berikut beberapa di antaranya:

1. Mengenakan Kaus Kaki

Wanita yang bercadar karena tahu ilmunya dipastikan selalu mengenakan kaus kaki dan legging. Itu untuk mencegah aurat tersingkap saat beraktivitas. Mereka juga dipastikan mengenakan gamis atau rok. Bukan celana, apalagi celana jin. Sementara yang tidak berilmu, biasanya tidak mengenakan kaus kaki dan legging. Saat pakaiannya tertiup angin, auratnya kelihatan.

2. Dilakukan Bertahap

Pada kebanyakan wanita, penggunaan cadar dilakukan secara bertahap sambil belajar dan memperdalam ilmu agama. Biasanya dimulai dengan semacam masker. Lama kelamaan, setelah siap mental, semakin meningkat pula jenis cadar yang digunakan. Ada yang sampai mengenakan burka, mata pun tertutup kain tipis. Tidak semua orang yang memperdalam ilmu agama, berani mengenakan cadar. Sementara yang ikut-ikutan tiba-tiba saja mengenakan cadar tanpa belajar lebih dahulu.

3. Hanya Menutup Wajah bagi Nonmahram

Wanita yang mengenakan cadar sebenarnya tidak tertutup sama sekali dengan sekelilingnya. Cadar hanya digunakan untuk menjaga diri dari laki-laki nonmahram. Dengan sesama perempuan, mereka berinteraksi tanpa mengenakan cadar, tentu saja di ruangan tertutup yang tidak terdapat laki-laki asing. Jika ada laki-laki, wajahnya kembali ditutup.

4. Tidak Berduaan dengan Laki-laki Asing

Ini juga jadi salah satu pembeda. Mereka yang mengenakan cadar karena paham ilmunya tidak akan berduaan dengan laki-laki nonmahram. Apalagi dalam Islam, berkhalwat atau berduaan antara laki-laki dan wanita nonmahram, terlarang. Komunikasi pun terbatas pada yang dibolehkan, misalnya untuk urusan jual beli dan hal lain yang dibolehkan syariat.

Misalnya, wanita bercadar boleh saja membeli barang dan berbicara dengan pedagang atau pemilik toko. Sedangkan, wanita yang bercadar karena ikut-ikutan mungkin saja masih bersenda gurau dengan wanita nonmahram.

5. Tidak Berbicara di Depan Umum

Wanita bercadar biasanya tidak pernah tampil di depan umum yang pesertanya terdapat laki-laki asing, apalagi sampai berbicara atau berpidato atau berceramah. Mereka hanya berbicara jika audiensnya semua perempuan dan anak-anak. Itu karena suara perempuan oleh sebagian ulama menyebutnya sebagai aurat. Banyak laki-laki yang syahwat mendengar suara merdu perempuan.

6. Tidak Menyanyi atau Mengeraskan Suara saat Membaca Alquran

Sangat aneh jika ada wanita bercadar yang menjadi penyanyi. Apalagi jika sampai diiringi musik. Sebagian ulama menyatakan bahwa musik haram dengan mengacu pada sejumlah dalil. Terlepas dari halal atau haramnya musik, wanita bercadar tidak akan memperdengarkan suara indahnya kepada laki-laki asing.

Kalaupun mereka diminta membaca Alquran dalam sebuah acara, maka itu hanya dilakukan jika seluruh pesertanya perempuan dan anak-anak. Itu pun suaranya dipastikan hanya terdengar dalam ruangan, tidak sampai ke luar masjid atau luar gedung sehingga terdengar oleh laki-laki nonmahram.

7. Hanya Mau Dibonceng oleh Mahram

Hampir sulit menemukan wanita bercadar membonceng pada ojek motor, baik online maupun yang konvensional. Kalaupun menggunakan ojek, maka pengemudinya dipastikan perempuan juga. Mereka hanya mau dibonceng oleh mahram, seperti suami, saudara, ayah, dan yang disebutkan dalam Alquran dan Hadits. Mereka tidak akan membonceng kepada ipar laki-laki karena termasuk nonmahram.

8. Tidak Bertamu atau Menerima Tamu Laki-laki

Sebagai bagian dari menjaga diri, wanita bercadar yang belajar ilmunya, dipastikan tidak akan bertamu ke rumah yang hanya ada laki-laki nonmahram. Begitu pula sebaliknya, tidak akan menerima tamu laki-laki jika suaminya atau mahramnya sedang tidak berada dalam rumah.

Jika tamu wanita datang dengan mahramnya, wanita bercadar juga bersama mahramnya, biasanya pertemuan berlangsung di tempat terpisah. Wanita berbincang sesama wanita dan laki-laki berbincang dengan laki-laki. Mereka tidak bercampur baur mengobrol dalam ruangan yang sama.

9. Tidak Bersalaman dengan Laki-laki Asing

Wanita bercadar tidak akan bersalaman dengan laki-laki asing. Sebenarnya ini tidak hanya dilakukan wanita bercadar. Salah satu dalilnya adalah sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bahwa tertusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, lebih baik daripada menyentuh wanita.

10. Tidak Mengenakan Pakaian Mencolok dan Tidak Bergaya di Medsos

Salah satu tanda yang membedakan wanita yang bercadar karena paham ilmu dan yang sekadar ikut-ikutan adalah warna pakaiannya. Wanita yang mengenakan cadar ideologis tidak memilih warna cerah, semisal pink, oranye, dan warna menarik lainnya. Umumnya mengenakan warna hitam, biru tua, hijau tua, dan warna lain yang tidak menonjol.

Wanita yang memahami subtansi cadar juga tidak akan mengunggah fotonya yang sementara bergaya atau foto selfie ke media sosial. Apalagi berfoto bareng dengan laki-laki yang bukan mahram, walaupun merupakan tokoh idola, semisal dai kondang. Kalaupun ada foto bareng dengan sesama wanita, biasanya hanya jadi koleksi pribadi, bukan untuk diunggah ke media sosial seperti Facebook atau Instagram.

 

Related Post