Masyarakat Laporkan Ada Tiga Agama Aliran Sesat di Riau, Apa Saja? Ini Laporannya

Senin, 7 Oktober 2019 | 12:01 pm | 270 Views |
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
                                                                     
 
 

PEKANBARU, SUARAKALTIM.COM -Ada tiga aliran sesat, yang muncul di Pekan Baru, Provinsi Riau dan dilaporkan masyarakat ke pemerintah. Pertama,  aliran Ilmu pelindung Kehidupan. Penganutnya beragama Islam, tapi salat  wajib dan membaca al Quran tidak perlu dilakukan.

Aliran sesat kedua, yakni Saksi Yewuha. Ajaran tersebut mirip dengan ajaran Kristiani namun mengajarkan kepada pengikutnya untuk tidak percaya dengan salib, natal hingga Yesus sebagai Tuhan. Aliran sesat ketiga, adalah Shensei Bukkyo, atau aliran agama Budha  dari Jepang yang masuk ke Indonesia. 

Baca Juga :  Mengapa Menolak Istilah Kafir

Aliran sesat itu dilaporkan oleh masyarakat ke pemerintah. Saat ini Intelijen Kejaksaan Negeri Pekanbaru yang tergabung dalam tim pengawasan aliran kepercayaan masyarakat dan aliran kepercayaan (Tim PAKEM) tengah melakukan penyelidikan.

“Ada ajaran yang mengajarkan tidak harus sholat dan baca Qur’an,” kata Kepala Sub Seksi A Intelijen Kejaksaan Negeri (Kejari) Pekanbaru Yopentinu Adi Nugraha, Kamis.

Tim PAKEM sendiri melibatkan Intelijen Kejaksaan, Badan Intelijen Negara (BIN) Kota Pekanbaru, Kodim 0313 Pekanbaru, Forum Umat Kerukunan Beragama (FKUB), Kesbangpol hingga Kementerian Agama Pekanbaru.

Dia mengatakan aliran itu menyimpang jauh dari ajaran agama Islam.

Aliran tersebut disebarkan dengan kedok membuka pengobatan alternatif di suatu tempat di Kota Pekanbaru.

Setiap pasien yang datang, maka aliran yang menurut dia berasal dari Provinsi Lampung itu mengajarkan kepada pasien untuk tidak perlu melaksanakan sholat wajib serta membawa Al Qur’an. 

Yopen, begitu sapaan akrab pria itu menjelaskan jika aliran tersebut dilaporkan oleh masyarakat baru-baru ini. Dan kini, para intelijen yang tergabung dalam Tim Pakem masih berusaha melakukan penyelidikan untuk menindaklanjuti laporan itu.

Menurut dia, langkah itu perlu dilakukan sebagai bentuk antisipasi agar tidak terjadi konflik di tengah masyarakat. Ketika disinggung jumlah pemeluk ajaran menyimpang itu, dia mengaku belum mendapat data detail.

Akan tetapi, dia memastikan aliran itu baru sebatas disebarkan oleh individu yang kemudian dilaporkan masyarakat ke pemerintah.

Selanjutnya, juga terpantau adanya aliran menyimpang lainnya yakni Saksi Yewuha.

Ajaran tersebut mirip dengan ajaran Kristiani namun mengajarkan kepada pengikutnya untuk tidak percaya dengan salib, natal hingga Yesus sebagai Tuhan.

“Menurut FKUB mereka ternyata telah meminta izin untuk mendirikan tempat ibadat. Tapi tidak diberikan izin karena belum lengkap syaratnya,” ujarnya.

Terakhir, ajaran yang turut dipantau oleh intelijen adalah Shensei Bukkyo, atau aliran dari Jepang yang masuk ke Indonesia. Shensei Bukkyo mengklaim sebagai ajaran dalam agama Budha. Saat ini, Tim Pakem masih terus melakukan berbagai langkah untuk mengantisipasi konflik di tengah masyarakat.

Tahun tahun, Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI) pernah menyatakan, tidak mengakui Shinsei Bukkyo sebagai bagian dari aliran Agama Budha dari Jepang. Aliran Buddha dari Jepang yang ada dan diakui di Indonesia adalah Nichiren Shoshu.

Baca Juga : Kemenag Sebut Agama Yahudi di Indonesia Dilindungi Undang-undang

“Di dalam Walubi tidak ada nama aliran Shinsei Bukkyo, saya baru dengar yang namanya Shinsei Bukkyo, “ kata Kepala Humas Walubi, Toto Sugiharto di Jakarta, Sabtu (03/11/2018) dalam keterangan tertulisnya.

Walubi merupakan wadah kebersamaan organisasi umat Buddha Indonesia yang terdiri dari Majelis-Majelis Agama Buddha, Lembaga Keagamaan Buddha, Dewan Sangha, Badan Kehormatan dan Wadah Kemasyarakatan yang bernapaskan Agama Buddha.

Toto Sugiharto mengatakan banyak aliran yang mau mendaftar ke Walubi seperti Soka Gakkai, tapi aliran itu lebih ke arah politik dan urusannya langsung ke Jepang, jadi Walubi tidak mau menerima.

Mui Minta Warga Proaktif

Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Riau, Zulhusni Domo angkat bicara terkait adanya dugaan penyebaran aliran sesat yang sangat jauh keluar dari akidah Islam.

“Kalau ada pemahaman yang bilang shalat lima waktu tidak wajib itu jelas sudah melanggar, dan sesat Dalam hadits dan Qur’an jelas,” kata Zulhusni, Kamis, 3 Oktober 2019.

Untuk itu, MUI menghimbau agar masyarakat harus lebih ekstra hati-hati dalam menyaring ajaran-ajaran yang saat ini berkembang di tengah masyarakat.

MUI Riau bahkan siap menerima laporan dari masyarakat jika memang ada ajaran yang tidak lagi sesuai koridor-koridor akidah yang ada dalam Islam.

“Kalau yang wajib sudah menyimpang itu pasti sesat, kecuali dalam penerapan sunnah-sunnah berbeda itu wajar. Kalau ada laporan akan kita pelajari dan kita bimbing masyarakat,” tambahny.

Diakui Zulhusni, ajaran sesat tidak hanya ada dalam Islam saja, namun dalam agama lain pun sudah ada ajaran-ajaran yang mulai menyimpang. Hal tersebut ia ketahui dalam rapat bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).

Baca Juga : Anaknya Pindah Agama, Isi Chat Ibu Ini Bikin Terharu

“Kita sudah ada rapat, rapat dengan kejaksaan tinggi tentang beberapa aliran agama. Tim Pakem namanya. Kita MUI selalu hadir, kita selalu membahas hal menyimpang di masing-masing agama,” tutupnya.

 

 TANGGAPAN MUI RIAU

MAJELIS Ulama Indonesia (MUI) cabang Riau mengimbau kepada masyarakat muslim agar waspada dengan adanya informasi penyebaran ajaran sesat tentang Islam di wilayah tersebut.

Aliran kepercayaan itu menyesatkan karena tidak mewajibkan salat serta membaca Alquran.

“MUI sudah keluarkan fatwa 10 aliran sesat. Salah satunya ajaran Islam tapi tidak wajib salat. Itu jelas menyimpang,” kata Sekretaris MUI Riau Zulhusni Domo di Pekanbaru Minggu (6/10).

Untuk itu, dia pun meminta kepada masyarakat agar lebih hati-hati apabila menerima ajaran menyimpang tersebut dan tidak sungkan melaporkan kepada pihak berwajib.

Sebelumnya, Kota Pekanbaru dikejutkan dengan keberadaan adanya ajaran menyimpang. Aliran sesat itu bernama Ilmu Pelindung Kehidupan.

Penganutnya mengaku beragama Islam, tetapi mereka menyatakan diri tidak harus melakukan salat wajib dan membaca kitab suci Alquran.

Aliran sesat itu dilaporkan oleh masyarakat ke pemerintah. Saat ini Intelijen Kejaksaan Negeri Pekanbaru yang tergabung dalam tim pengawasan aliran kepercayaan masyarakat dan aliran kepercayaan (Pakem) tengah melakukan penyelidikan.

Selain meminta masyarakat waspada, MUI Riau juga meminta kepada pihak terkait untuk melakukan penindakan.

Kemudian, MUI Riau juga dalam waktu dekat akan menyambangi tim Pakem untuk memberikan masukan dan mengambil langkah yang diperlukan.

Baca Juga : Luar Biasa, Driver Ojol Ini Tulis Doa Perjalanan untuk Dua Agama di Helmnya

Pada kesempatan terpisah, Ketua MUI Provinsi Riau Prof. DR. M. Nazir Karim menjelaskan, terkait ini, perlu adanya pendalaman dan diteliti lebih lanjut.

“Kalau kami ada itu komisi yang meneliti soal itu, Komisi Fatwa serta Pengkajian dan Penelitian. Jadi nanti tim ini akan turun, tidak boleh di hukum dulu. Karena nanti akan ada fatwanya,” ujarnya.

Kalau memang menyimpang disebutkan Nazir, maka pihaknya akan secara tegas menyatakan menyimpang. Atau jika masih tergolong penyimpangan ringan, maka akan dilakukan upaya persuasif. Bisa dengan berdialog, atau dengan cara lainnya.

“Jadi begitu mekanisme yang biasa kami lakukan untuk menangani hal semacam itu,” bebernya.

Nazir menyatakan, aliran-aliran terindikasi menyimpang yang kemungkinan ada di Kota Pekanbaru, kebanyakan dibawa oleh pihak pendatang dari luar.

Untuk itu Nazir mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan waspada sehingga tidak terpengaruh ajaran menyimpang tersebut.

“Jangan mempercayai orang-orang yang tidak kredibel dalam mengajarkan agama. Dia tidak ustaz, mubalig, atau ulama yang dikenal, jangan mudah diterima,” ujarnya.

Yang terpenting kata Nazir, yakni meningkatkan Iman dan Takwa kepada Tuhan.

“Belajarlah pada ustaz atau mubalig yang memang diakui kesahihannya. Banyak yang ada di bawah IKADI, IKMI, MDI, Muhammadiyah, NU, banyak lembaga dakwah yang memang kami bina,” tutupnya.

 

sk-021/riauonline/jpnn/foto ilustrasi harnas-andi nugroho

 

Related Post