Rizal Ramli Tertawa Tahu Bank Dunia Minta Pemerintah Perbaiki CAD

Rabu, 4 September 2019 | 6:37 am | 155 Views |
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
                                                                     
 
 

SUARAKALTIM.COM Delegasi World Bank atau Bank Dunia menemui Presiden Joko Widodo di Istana Negara, kemarin, Senin (2/9). Dalam kunjungan tersebut, delegasi Bank Dunia dan pemerintah Indonesia membahas berbagai upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi eskalasi ekonomi global yang makin tak menentu.

 

 
 
 
 
Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chaves menyampaikan, cara terbaik untuk menggenjot ekonomi di tengah ketidakpastian global adalah memperbaiki defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD).

Menurutnya Chaves, memperibaiki CAD selain menambah modal juga akan memperbaiki aliran portofolio bagi Indonesia.

Merespon pernyataan Bank Duni, Mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli mengaku tidak kaget, dalam unggahan media sosial pribadinya, Rizal bahkan tertawa mengetahui pandangan Bank Dunia yang meminta pemerintah Indonesia memperbaiki defisit transaksi berjalan guna menghadapi ketidakpastian ekonomi global.

Menurut Rizal, apa yang disampaikan Bank Dunia ke pemerintah sudah diprediksi sejak lama, sudah setahun terakhir desakan untuk memperbaiki defisit transaksi berjalan digaungkan ke pemerintah.

Rizal mengatakan, sebelum Bank Dunia meminta pemerintah memperbaiki defisit transaksi berjalan, para ekonom dan analis-analis nasional sudah merekomendasikan hal itu kepada pemerintah. Khususnya kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani agar segera mengambil langkah jitu memperbaiki CAD.

“Haha, analis-analis nasional sudah ingatkan sejak setahun yang lalu. Bank Dunia baru nyadar, telat amat. Pantesan SPG IMF/Bank Dunia baru ngakui ekonomi Indonesia dalam masalah,” tulis Rizal dalam unggahan twitternya, Senin (2/9).

Sekadar informasi, Bank Indonesia (BI) mencatat defisit transaksi berjalan pada kuartal II 2019 mencapai 8,4 miliar dollar AS atau 3 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Angka tersebut membengkak 21 persen jika dibandingkan kuartal I 2019 yang mencapai 6,97 miliar dollar AS.

 

Related Post