Dewan Pers: Informasi Viral di Media Sosial Boleh Saja, Tapi Harus Verifikasi

Rabu, 20 Maret 2019 | 8:20 pm | 277 Views |
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
                                                                     
 
 
 

Ketua Dewan Pers Yosep Stanley Adi Prasetyo di Jakarta. [Suara.com/Ria Rizki Nirmala Sari]

Tiga pekan lalu Dewan Pers memberikan hukuman kepada sebuah media massa yang membuat berita tentang salah satu calon wakil presiden dari informasi viral di media sosial.

 

SUARAKALTIM.COM – Ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo meminta media massa tidak mengambil informasi viral di media sosial untuk dijadikan berita. Informasi viral yang ada di ranah media sosial belum bisa dipastikan kebenarannya sehingga media massa harus hati-hati terhadap hal tersebut.

Tiga pekan lalu Dewan Pers memberikan hukuman kepada sebuah media massa yang membuat berita tentang salah satu calon wakil presiden dari informasi viral di media sosial.

“Jangan mengambil hal-hal yang sedang viral di medsos menjadikannya sebuah berita,” kata Yosep Adi Prasetyo pada Seminar Bertajuk Peran Pers Dalam Mendorong Pemilu Berkualitas,” di Kota Bandung, Rabu (20/3/2019).

BACA : Caleg DPRD Bogor Ditangkap Polisi, Pimpin Merampok Nasabah Bank Modus Kempis Ban

“Kami menghukum media massa yang memberitakan berita bahwa KH Maruf Amin akan mundur jadi wapres dan digantikan Ahok, ternyata itu berita hoaks, sumbernya dari informasi viral. Kita panggil medianya tersebut kita hukum keras dan mereka membuat permintaan maaf,” lanjutnya dia.

Dewan Pers menekankan agar media massa bisa membedakan mana informasi fakta atau jelas kebenarannya dan mana yang hoaks. Dewan Pers pun meminta kepada media massa agar berhati-hati menggunakan informasi dari media sosial.

“Perlakukan apa yang ada di media sosial hanya sebagai sebuah ‘informasi’,” kata dia.

BACA : Infrastruktur Jalan di Desa Buruk, Ada Lagi 13 Orang Bergantian Pakai Sarung dan Bambu Gotong Warga Miskin yang Sakit buat Berobat Sejauh 6 KM

Dia mengatakan boleh saja informasi menjadi bahan awal untuk menulis berita namun tetap lakukan verifikasi atas kebenaran faktualnya dan lakukan konfirmasi kepada pihak-pihak yang harus dikonfirmasi.

“Hal ini dilakukan untuk mencegah munculnya hoaks. Karena inti dari jurnalisme adalah verifikasi, verifikasi, verifikasi,” kata dia.

Lebih lanjut ia mengatakan mayoritas wartawan saat ini ternyata memilih jalan paling mudah untuk menulis, menemukan ide berita sekaligus memverifikasi sebuah fakta hanya dengan mengandalkan media sosial. (Antara)

BACA JUGA :

Pemilik Warung di Malang Dipukuli karena Tutup saat Orang Masih Ngopi

Astaga, Bayi Terpotong-potong Terlindas Truk Sampah, Dibuang ke Tempat Sampah

Gelar Bapak Pembangunan Desa untuk Jokowi, Sandiaga: Segitunya?

Survei Kompas: Elektabilitas Prabowo – Sandiaga Naik, Jokowi – Maruf Turun

Related Post